Kamis, 18 Desember 2014

Kebersihan Sebagian dari Iman

Judul di atas adalah salah satu hadits (sabda) Rasulullah SAW yang sangat familiar di kalangan umat Islam. Setiap kita dari mulai dewasa hingga anak-anak kecil tahu hadits ini. Akan tetapi, sayang seribu kali sayang hafalnya kita terhadap hadits ini tidak disertai dengan pengamalan yang maksimal. Mari kita lihat rumah tempat kita tinggal, sudahkah kita membersihkannya setiap hari. Lihat tumpukan sampah dimana-mana. Baju kotor yang tak kunjung dicuci. WC yang bau dan licin. Belum lagi di tempat ibadah kita, semua menunjukkan bahwa kita tidak paham betul akan hadits yang kita hafal. Buang sampah sembarangan di jalan, di selokan, di sungai-sungai, ini juga merupakan indikasi lemahnya iman kita.

Kondisi ini tentu tidak lepas dari lemahnya kontrol dari para pemegang kebijakan, atau bahkan contoh dan tauladan yang buruk dari para pemuka agama atau pemuka masyarakat sendiri. Seolah pesan Nabi Muhammad SAW itu hanya untuk disampaikan saja tapi jauh dari amalan konkrit. Bahkan mereka yang punya pengaruh (seperti pemuka agama atau tokoh masyarakat) mengira kalau tugas mereka hanya menyampaikan sedangkan yang menjadi pelaksana adalah orang lain. Hasilnya, bisa kita rasakan sendiri. Sebuah keinginan yang kontradiktif dengan apa yang kita lakukan. Semuanya pasti merasa nyaman ketika lingkungannya bersih dan rapi, tapi lagi-lagi ini hanya jadi isapan jempol belaka.

Yang kita perlukan adalah kesadaran bersama dari seluruh pihak. Masyarakat kita selalu memerlukan penggerak/motivator untuk melakukan kebaikan. Kaesadaran ini juga harus terus dilakukan secara konsisten dari saat ke saat dan dari waktu ke waktu. Yang terjadi di kalangan kita adalah lemahnya keinginan dari pihak yang berwenang, kadang mereka mengajak dan memberi contoh juga menggerakkan masyarakat tapi itu hanya berlaku beberapa waktu saja. Maka, yang kita butuhkan setelah kesadaran itu adalah adanya konsistensi dan sikap pantang menyerah dari pemangku kebijakan itu sendiri. Jangan sampai petingginya sendiri frustasi melihat anak buahnya yang malas dan ogah-ogahan.

Pengalaman saya yang saya rasa penting hari ini adalah bahwa ketika orang-orang yang ada di bawah kebijakan kita digerakkan maka hasilnya ajaib. Hari ini kami di SMP Islam At-Taqwa mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekolah dari mulai tempat parkir, lapangan, masjid, kebun, bahkan WC. Subhanallah antusiasme mereka sungguh luar biasa. Mereka membersihkannya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Inilah yang disebut dengan perlunya faktor penggerak yang terus menerus dilakukan. Jangan pernah menyepelekan potensi yang ada dari anak-anak atau masyarakat kita. Mereka yang kita anggap tidak punya kemampuan dari sisi akademik ternyata sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan ini dan luar biasa. 

Oleh karenanya, marilah kita senantiasa memupuk kesadaran diri dan hati kita agar kita tidak hanya tahu akan sesuatu tapi kita juga paham dan mampu mengamalkannya dengan baik. Islam begitu sempurna, Al-Qur'an dan Sunnah sudah menjadi panduan yang cukup lengkap untuk kita amalkan. Jangan iri atas kemajuan orang lain atau bahkan menjelek-jelekkan orang lain kalau kita sendiri belum mampu bangkit membangun kesadaran, motivasi, dan amal baik salah satunya adalah kebersihan. Karena kebersihan menjadi salah satu tolok ukur kuat atau lemahnya keimanan kita. 

Wallahu a'lam...

Senin, 08 Desember 2014

Belajar pada Bebek

"Belajarlah pada bebek yang sedang berenang di empang. Terlihat tenang, padahal kakinya sibuk bergerak-gerak. Kita harus terlihat cool meskipun sibuk." (Fb. M. Iqbal Dawami)

Kutipan di atas adalah satu dari sekian banyak status facebook teman saya yang sukses menggugah semangat saya. Saya dan mungkin beberapa dari kita merasa tergelitik dengan status facebook ini. Saya akui betul kalau saya justru sebaliknya, terlihat sibuk padahal sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Lho, kok bisa? Ya bisa laah... Buktinya walaupun saya sibuk setengah urip tapi saya belum menghasilkan karya apapun sampai saat ini. 

Kata-kata di atas melecut saya untuk tidak berhenti bergerak untuk menelurkan karya-karya terbaik. Kita harus terus menyibukkan diri dengan tetap bersikap tenang, tidak grasak grusuk tapi juga menghindarkan diri dari malas-malasan atau melakukan sesuatu yang kontra produktif atau tabdziir. Spirit inilah yang Allah SWT ingatkan lewat firman-Nya dalam surat Al-Insyirah ayat 7-8.