Minggu, 26 Agustus 2012

Semua Berawal dari Niat

Bukan tanpa alasan kalau para ulama ahli hadits rata-rata selalu menjadikan hadits tentang niat di posisi pertama dalam penulisan urutan hadits. Hal ini dikarenakan "niat" mempunyai peran penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Bukan hanya dalam urusan ibadah semata, tapi lebih dari itu juga dalam setiap aspek kehidupan kita. Niat menempati posisi penting dalam capaian kesuksesan kita dalam setiap hal. Nah, kalau demikian pentingnya niat itu, tentu kita harus tahu apa sih sesungguhnya yang disebut niat itu, baik dalam terminologi para ulama maupun dalam pemahaman orang pada umumnya.

Menurut para ulama, niat adalah Qashdusy syai'i muqtaronan bifi'lihi (menyengaja melakukan sesuatu [pekerjaan] dibarengi dengan melakukan pekerjaan tersebut). Dulu, saya memahami definisi niat ini biasa saja, tidak ada yang aneh ataupun yang membuat saya punya motivasi tertentu dalam membacanya. Tapi, setelah saya banyak membaca buku-buku tentang hidup dan motivasi kehidupan, kok saya memahami pemaknaan ini begitu bertenaga dan penuh motivasi dan arti buat mencapai raihan kesuksesan dalam kehidupan ini. Coba kita lihat dan pahami dengan cermat! 
  • Kata  Qashdusy syai'i (menyengaja melakukan sesuatu [pekerjaan]...) mempunyai makna kesungguhan hati. Ini artinya, niat sejatinya merupakan motif atau spirit kita dalam melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang kita kerjakan hendaknya mempunyai motivasi dan spirit yang berawal dari kesungguhan hati. Kenapa demikian? Karena apa yang kita lakukan sesungguhnya mengandung do'a dan keyakinan. Sebuah do'a tidak akan terkabul atau terwujud kalau berasal dari hati yang tidak sungguh-sungguh, demikian menurut hadits Nabi SAW. Demikian juga suatu pekerjaan yang tidak dilandasi keyakinan yang kuat tidak akan bisa mencapai kesuksesan yang paripurna. Dan harus diingat bahwa keyakinan dan do'a kita sangat berhubungan dengan prasangka kita kepada Allah SWT, semakin kuat niat kita semakin baik prasangka kita kepada Allah SWT. Sementara, kita semua tahu bagaimana Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsinya: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku." Kalau prasangka kita baik kepada Allah, maka hasilnya pun akan baik, sebaliknya kalau prasangka kita buruk sama Allah maka hasil dari pekerjaan kita juga akan buruk.
  • Berikutnya adalah kata muqtaronan bifi'lihi (...dibarengi dengan melakukan pekerjaan tersebut), ini bermakna action. Artinya seseorang tidak akan bisa meraih kesuksesan yang diimpikannya kalau semuanya hanya sebatas impian yang tidak diwujudkan dalam action. Orang yang tidak berani action sama saja dengan orang yang mimpi di siang bolong. Maka niat, motif dan spirit tidak pernah bisa terlepas dari aksi atau pekerjaan yang kita lakukan dalam dunia nyata. Ini pula yang membedakan pemahaman para cerdik cendikia antara apa yang disebut dengan niat dan azam. Kalau niat pemahamannya seperti dijelaskan di atas, maka azam adalah keinginan yang baru hanya sebatas impian yang belum diwujudkan dalam aksi.
Melihat penjelasan di atas, kita menjadi tahu betapa besar peran niat dalam mengawal kita dalam meraih kesuksesan yang kita idam-idamkan. Maka, wajar kalau ada sebagian orang yang juga mengartikan niat dengan arti tujuan. Karena tanpa tujuan yang jelas kita tidak akan bisa mencapai apapun dalam hidup ini. Maka saya pikir pemahaman ini juga benar adanya. 

Wallahu a'lam...

Sabtu, 18 Agustus 2012

AMALAN HARIAN RASULULLAH SAW.


Ada 7 amalan harian yang selalu dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW :

Shalat Tahajjud
Tadabbur Al Qur’an
Shalat Berjama’ah di Masjid (terutama Subuh dan Isya’)
Shalat Dhuha
Memperbanyak Sedekah
Menjaga Wudhu
Berzikir setiap Saat

Dalil-dalilnya sebagai berikut:

1. SHALAT TAHAJJUD

- Al-Qur’an Surah Al-Isr’a: 79:  “Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat yg terpuji”.

- Shalat yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).

- Hadist Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam, Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu, sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada surga-surgaKu”.

2. TADABBUR AL QUR'AN

Al Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain AL Qur’an, pasti akan tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi).

Bahkan kalau bisa mentadabburinya sambil menangis, sebagaimana wahyu Allah dalam Q.S Maryam :58: "Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan menangis."

”Rumah yg di dalamnya dibacakan Al- Qur’an  akan terlihat oleh penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit" (HR Baihaqi)

Sedangkan bagi orang yg malas membaca Al-Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari Al-Qur’an, bagaikan rumah syaitan yg menyeramkan" (HR Tirmidzi).

3. SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID (Terutama Subuh dan 'Isya)

Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)

Kemudian naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga” (HR Bukhari).

Dua rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)

Shalat subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan di kegelapan menuju Masjid untuk mengerjakan shalat subuh, dengan cahaya yg terang  benderang” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

4. SHALAT DHUHA

Nabi mencontohkan bilangan rakaat shalat dhuha 2 s.d 12 rakaat:  “Shalat dhuha bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan shalatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah” (HR Thabrani).

H.R Abu Ya’la, Nabi menegaskan, ”Siapa yang berdiri melaksanakan shalat dhuha, maka diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti dilahirkan ibunya.

Keutamaan jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud): Siapa yg mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di dalam syurga.

5. MEMPERBANYAK SEDEKAH

QS Ali Imran 3:133-134: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yg luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya di waktu lapang dan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik."

Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah: QS Al-Baqarah :261: “Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yang menumbuhkan 7 cabang, di setiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi sangat mengetahui."

6. MENJAGA WUDHU

Kesucian lahir ditandai dengan berwudhu yang akan mengantarkan manusia ke jenjang kesucian yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus dalam keadaan berwudhu.

Wudhu merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai kenikmatan melalui shalat, zikir, membaca Al-Qur’an, dsb.

Kesucian adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci lahir dan bathin dalam firmanNya: ”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri" (QS Al Baqarah :222).

7. BERDZIKIR SETIAP SAAT

Berzikir adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.

"Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yg besar bagi mereka" (QS Al Ahzab 33:35)

Zikir dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati, "Mereka yg mengingat Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ….." (QS Ali Imran 3:191);

Zikir menjadikan hati tentram: "yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah maka hati jadi tentram" (Q.S Ar Ra’d :28)

Wallahu Ta’ala A’lam.

Sumber: http://albatamy.wordpress.com/2012/03/15/amalan-harian-rasulullah-muhammad-saw/



Renungan Akhir Ramadhan

Setiap Ramadhan akan berakhir ada perasaan tak menentu. Sedih, sudah tentu. Betapa tidak, Ramadhan yang penuh dengan rahmat, ampunan dan janji pahala yang besar akan segera meninggalkan kita. Bulan mulia yang di dalamnya ada malam yang lebih utama dari seribu bulan.

Ada tugas berat yang menanti setelah hari ini. Selama sebulan Allah SWT menyaksikan kita bangun di penghujung malam, beristighfar mohon ampunan-Nya. Alangkah ruginya kalau setelah Ramadhan lewat kita melewatkan dini hari yang penuh ampunan, bahkan kita lewati waktu Subuh seperti bangkai yang tak bergerak. Selama sebulan kita hiasi lidah kita dengan doa, zikir dan bacaan ayat suci Al-Quran. Celakalah kalau setelah ini dengan lidah yang sama kita gunakan untuk menggunjing, memfitnah dan membuka aib orang lain. 

Kalau selama bulan suci ini kita jaga perut kita agar tidak dimasuki makanan dan minuman halal di siang hari, maka alangkah naifnya kalau setelah bulan ini kita menjejali perut kita dengan makanan dan minuman yang haram. Allah SWT menguji kita apakah kita termasuk orang yang dikatakan Allah sebagai man tazakka wadzakarasma rabbihi fasholla, ataukah kita termasuk yang tu'tsiruunal hayaatad dunya. Apakah kita termasuk orang yang mensucikan diri, berzikir dan shalat, ataukah kita termasuk orang yang mencintai dan memprioritaskan dunia. 

Ketika kita memasuki Ramadhan kita bangun taman indah dalam diri dan hati kita. Kita hiasi diri dengan peningkatan iman, kualitas ketakwaan yang ciamik yang dirajut dengan amal-amal shalih yang jempolan. Tugas kita adalah mempertahankan keindahan taman surgawi ini di sepanjang tahun setelah Ramadhan lewat. Jangan sampai ianya menjadi onggokan sampah hitam yang berbau. Walladzii akhrojal mar'aa, faja'alahu gutsaan ahwa. Jangan sampai al-mar'aa (rerumputan nan hijau) menjadi gutsaan ahwa (sampah nan hitam). Bahkan Allah SWT mengingatkan kita: Dan janganlah kalian seperti wanita pemintal benang, yang setelah benang itu dipintal dengan kuat kemudian ia cerai beraikan lagi... Maka, amal-amal shalih yang sudah kita biasakan di bulan Ramadhan (yang masih bisa kita lanjutkan) kita pertahankan dan terus lakukan. Kita terus baca Al-Qur'an, kita tetap bersedekah, kita tetap menahan lidah dari mencaci maki, memfitnah, menggunjing dll, kita tetap jaga tangan, kaki, hati dan badan kita dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kezaliman. Karena inilah nanti yang akan membuktikan puasa kita diterima atau tidak. Puasa kita baik atau tidak.

Rasulullah SAW pernah memperingatkan, bahwa ada dua macam orang yang berpuasa: Ada yang mendapatkan ampunan Allah SWT dan ada yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Alangkah sedikitnya orang yang shaum dan alangkah banyaknya orang yang mendapatkan lapar dan dahaga. Nah, pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang shaum yang akan dapat ampunan Allah ataukah kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.

Jawabannya akan kita buktikan pasca Ramadhan. Kalau kita mampu menjaga diri dari kemaksiatan, mampu menjaga lidah dari cacian dan umpatan, mampu menjaga perut dari makanan dan minuman haram, dan kepedulian kita tetap ada bahkan meningkat kepada fuqaraa dan masakin maka insya Allah kita tergolong orang yang shaum. Akan tetapi sebaliknya kalau lidah ini kita kembali gunakan untuk menyakiti orang, perut ini kita jejali dengan makanan dan minuman haram, tangan ini kita lumuri dengan dosa, kemaksiatan, kezaliman, perampokan dan perampasan akan hak-hak orang lain, maka mungkin kita hanyalah orang yang masuk kategori al-jawwaa', orang yang hanya bisa menahan lapar semata, tidak lebih dari itu.

Maka, marilah kita jaga konsistensi dan keistiqomahan ibadah dan amal shaleh kita di bulan suci ini juga untuk mewarnai hari-hari kita di sebelas bulan berikutnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang puasanya diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang dijanjikan-Nya. Amiin yaa rabbal 'aalamiin...

Kamis, 16 Agustus 2012

100% Untuk Allah SWT.

Yah... Memang hidup ini kadang lucu. Tapi itulah dunia. Dalam pandangan kita mungkin saja sesuatu itu kita anggap tidak mungkin bisa terjadi, tapi tidak dengan Tuhan. Dia bisa melakukan apa yang ingin dilakukan-Nya. Karena Dia Maha Berkehendak dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Hal di atas seperti yang terjadi pada 2 teman saya. Mungkin ia tidak pernah mengira kalau mereka akan sedekat sekarang. Awalnya hanya bercanda dan main gombal-gombalan saja, ternyata justru dengan itu mereka menjadi begitu dekat. Dan kalau ketentuan Allah yang bicara, tidak ada satupun yang bisa menghindari maupun menolaknya. Bahkan musuh bebuyutan sekalipun kalau Allah berkehendak bisa saja menjadi teman yang begitu sangat dekat. Maka benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW. : "Cintailah orang yang engkau cintai sekedarnya saja, karena boleh jadi suatu saat ia akan menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja, karena boleh jadi suatu saat ia akan menjadi orang yang kamu cintai."

Hadits di atas bukan berarti kita tidak boleh mencintai seseorang dengan sebenar-benarnya cinta, akan tetapi yang dimaksud di sini adalah jangan sampai kita mencintai seseorang mati-matian sehingga ketika ada masalah sedikit saja bisa jadi nanti kita akan benar-benar benci dan menyesal dengan apa yang sudah kita lakukan. Begitu pula sebaliknya. Mencintai atau membenci sekedarnya juga berarti kita mencintai atau membenci seseorang sebagai seorang manusia dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Jangan anggap seseorang sebagai sosok yang sempurna sehingga kalau kita menemukan kekurangannya kita justru akan sangat kecewa setengah mati.

Manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan yang dengan memahaminya kita tidak akan pernah terkecewakan oleh siapapun dan enjoy dalam menjalani hidup ini. Mencintai sekedarnya juga berarti kita hanya boleh mencintai sepenuh hati 100% hanya kepada Allah saja. Karena Dialah pemilik kesempurnaan dan kesucian yang tiada cacat sedikitpun. Ialah Sang Maha segalanya. Bahkan segala suka, cinta, benci harus didasarkan kepada-Nya. Inilah yang menjadi bukti kesempurnaan iman seseorang.  Sabda Nabi Muhammad SAW. : "Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberipun karena Allah, sungguh ia telah sempurna imannya."


Senin, 13 Agustus 2012

Tuhan, Aku Malu...

Ya Allah aku malu saat Kau pandang diri ini aku dalam keadaan kotor dan berkubang dalam lumpur dosa. Di mana aku harus sembunyikan muka ini sementara Engkau Maha Melihat segala sesuatu secara detail. Tidak ada satu ruang kecil sekalipun, tak ada satu space kecil bahkan titik sekalipun yang terlepas dari pengawasan-Mu.

Kaulah Al-Khabiir, Yang Maha Mengawasi segala sesuatu. Aku tahu itu ya Allah... Tapi kenapa ya aku masih tetap saja bandel dan terus berbuat dosa kepada-Mu. 

Tuhanku... Dalam kesendirian aku hanya berharap bahwa suatu saat pada waktu yang tepat menurut-Mu aku ingin merasakan betapa nikmatnya hidup bersama. Kesendirian kadang membuatku begitu cuek. Kesendirian juga seringkali membuat pikiranku liar. Aku ingin Engkau Sang Maha Kreatif selalu menunjukkan aku jalan untuk kreatif dan produktif sehingga menjadi orang yang betul-betul bermanfaat untuk orang banyak dan lingkungan sekitar. 

Selasa, 07 Agustus 2012

Rindu Rasul

Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammad... Wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad...
Ya Rasulallah kami semua memendam rindu untuk berjumpa denganmu. 

Senin, 06 Agustus 2012

Sedekah Community

Berawal dari ide kecil nan sederhana yang saya coba ungkapkan kepada teman-teman saya, alhamdulillah ternyata ia mendapat sambutan yang positif dari mereka. Pertama saya ungkapkan kepada dua orang teman saya dengan bayangan program yang akan digarap ke depan teman saya mengiyakan dan mulai tertarik. Mendapat sambutan baik saya pun mengatakan,"kalau memang mengerti ayolah kita mulai saja sekarang."

Saya pikir semua orang pasti punya keinginan agar dirinya menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Setiap orang ingin membantu orang lain, walaupun kadar kesungguhannya berbeda-beda. Tapi hal ini bisa dicek saat kita bisa membuat orang lain tersenyum karena bantuan kita, kita akan merasa sangat bahagia melampaui rasa saat kita mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sebuah kebahagiaan yang tiada tara, bahkan sangat sulit diungkapkan. Akan tetapi masalahnya adalah, kala kita berazam mau membantu orang lain yang membutuhkan kita dihadapkan pada kebingungan dan tanya, siapakah yang akan kita bantu? Berapa dana yang akan kita sumbangkan? Apakah itu cukup membantu? dan banyak pertanyaan lainnya yang pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dana yang akan kita sumbangkan terlalu kecil atau terlalu sedikit untuk kita sumbangkan dan akhirnya tidak jadi membantu.

Nah, berangkat dari pemikiran di atas saya mulai berkesimpulan, kalau demikian jalan terbaik agar kita bisa membantu dalam jumlah yang agak banyak dan berarti berarti kita harus membangun sebuah komunitas yang dengannya kita bisa menghimpun bantuan yang saat sudah terkumpul nanti jumlahnya akan lumayan besar tanpa kita merasa berat untuk mengumpulkannya. Maka terpikirlah dibenak saya untuk mengajak teman-teman untuk membuat suatu komunitas sedekah yang bisa membiasakan diri setiap harinya untuk menyisihkan dana untuk dihimpun yang pada saatnya akan disalurkan kepada yang membutuhkan. Terbersitlah nama Sedekah Community atau disingkat SC yang kami deklarasikan tanggal 1 Agustus 2012 yang lalu di Musholla At-Taqwa VIII SDI-SMPI At-Taqwa Pamulang Tangerang Selatan.

Target kami tidak muluk-muluk, untuk tahap awal kami hanya mencoba mengasumsikan setiap orang bisa bersedekah perharinya hanya Rp. 2000,- sebuah jumlah yang barangkali sangat kecil dan ringan kedengarannya. Memang, yang terpenting bagi kami walau kecil tapi terus berjalan dan setiap anggota diharapkan bisa bergerak untuk mencari teman yang dengan sukarela untuk menjadi pemberi sedekah bersama SC. Yang perlu diingat komunitas ini murni sosial dan tidak ada hubungannya dengan kepercayaan atau sekte tertentu. Kami hanya ingin mengamalkan perintah sedekah dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ingin berbagi kebahagiaan dan kepedulian kepada orang yang kurang beruntung atau untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti pembangunan sarana pendidikan, perpustakaan, fasilitas umum dan lain-lain. Intinya: Bersama kita bisa!!! Mengapa harus pakai komunitas? Jawabannya, karena kami sadar, kami belum mampu membantu secara individual atau orang perorangan. Dengan bersatu dan bersama diharapkan ada motivasi yang lebih dahsyat untuk saling mengingatkan.

Ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang membuat saya betul-betul tergerak untuk bersedekah tiap hari yang kemudian memunculkan ide pembentukan SC ini, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang saya yakini betul kesahihannya. Hadits tersebut berbunyi:
"Sesungguhnya Allah mempunyai 2 orang malaikat yang selalu berdo'a setiap pagi. Malaikat yang satu berdo'a: "Ya Allah berikanlah pengganti bagi orang yang berinfak (atas infak yang dikeluarkannya)!" Dan yang satunya lagi berdoa: "Ya Allah timpakanlah kehancuran kepada orang yang kikir." (H.R. Bukhari-Muslim).

Nah, saya ingin dengan bisa bersedekah setiap hari, saya dan kami semua anggota SC dapat memperoleh keberkahan doanya Malaikat pertama, dan terhindar dari kehancuran karena doanya Malaikat yang kedua. Di samping juga kami tetap berharap mendapatkan efek besar dari sedekah yang memang Allah janjikan dalam Al-Qur'an dan yang Rasulullah SAW janjikan dalam Al-Hadits. Karena kita semua tentu sangat yakin bahwa janji Allah dan Rasul-Nya sudah pasti benar. Sekarang tinggal uji keyakinan kita kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara sejauh mana atau sebesar apa kita mampu bersedekah. Kalau memang kita belum bisa sedekah dengan jumlah yang  fantastis, marilah kita jalani tahapannya. Mungkin pertama kita hanya mampu memberi 2,5 %, kemudian meningkat menjadi 5 %, setelah itu 10%, 20%, 30% dan seterusnya. Karena semakin besar sedekah kita semakin besar pula jaminan Allah SWT untuk kita. Semoga...


Wallahu a'lam...

Jumat, 03 Agustus 2012

4 Hal yang Harus Dilakukan Seorang Muslim

Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat bagi siapapun untuk berlatih menepati setiap tuntunan agama yang mungkin selama ini sangat berat untuk dilakukan. Bagi mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah mau mengikuti sunnah-sunnahnya Rasulullah SAW, sekaranglah saatnya untuk memulai. Bagi yang wajibnya masih ada yang mungkin ditinggalkan, sekaranglah saatnya untuk kembali kepada Allah mengakui kekeliruan yang kita lakukan dan mencoba istiqomah untuk menjalani kewajiban itu. Bagi yang selama ini penuh noda dan dosa yang memberati pundak-pundaknya, inilah saat yang tepat untuk kembali kepada Allah dan melepaskan beban tersebut dengan sangat jujur mengakui kesalahan kita di hadapan-Nya seraya bertobat dan mohon ampunan-Nya.

Ramadhan datang bak telaga hikmah yang bisa menghilangkan dahaga siapapun yang meminum airnya. Ramadhan adalah bukti kasih sayang Allah untuk kita yang sering lalai dari perintah-Nya. 

Ada 4 hal yang harus dilakukan oleh setiap mukmin yang berpuasa yang ingin membersihkan dirinya dari kotornya noda maksiat dan pelanggaran.
  1. Taubat
Taubat menurut bahasa artinya kembali. Yang dimaksud di sini adalah kembali ke jalan Allah setelah kita meninggalkannya dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Allah sangat senang kepada kita yang mau bertaubat dari segala kesalahan yang pernah dilakukannya. Ibaratnya ada seseorang yang kehilangan unta yang membawa barang bawaannya, kemudian unta itu bisa ditemukan dengan barang bawaan yang masih utuh. Kalau kita, manusia, dalam posisi ini sangat senang, maka Allah lebih senang lagi saat ada hamba-Nya yang kembali.

 Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang sudah diampuni segala dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, akan tetapi beliau dalam satu hari saja beristigfar, mohon ampun dan bertaubat kepada Allah tidak kurang dari 70 kali, bahkan dalam satu riwayat beliau beristigfar satu hari satu malam tidak kurang dari seratus kali. Kalau kita mencoba kembali dan memegang titik kesadaran kita, maka seharusnya kita berpikir dengan jernih. Kalau Rasul saja yang dosanya sudah diampuni dalam sehari bisa mohon ampun kepada Allah sampai 100 kali, maka bagaimana dengan kita yang tiap hari berbuat dosa? Semestinya kita beristigfar dan bertaubat lebih banyak lagi daripada Rasulullah SAW. 

2. Muhasabah

Umar bin Khattab mengatakan,"Hisablah /hitunglah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah SWT." Menghitung diri (muhasabah) artinya kita menghitung seberapa banyak keburukan yang sudah kita lakukan agar kita bisa menguranginya bahkan meninggalkannya agar kita menjadi lebih baik. Atau menghitung seberapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan dengan maksud menambah amalan yang masih kurang dari diri kita. [wallahu a'lam]. 
Lakukan muhasabah ini di saat-saat yang tepat, seperti saat sebelum tidur kita ingat kembali apa yang sudah kita lakukan di hari itu. Atau kita lakukan di saat sunyi seperti pada waktu sahur (dini hari).

3. Muraqabah

Jadilah manusia yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Jangan merasa karena suasana sepi kemudian seenaknya melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Yakinlah bahwa Allah Maha Tahu atas apapun yang kita lakukan. 

4. Mujahadah

Berupayalah sekuat tenaga untuk tetap istiqomah di jalan yang sudah digariskan oleh Allah SWT.