Kamis, 24 Desember 2015

Struktur dan Tugas Pengurus OSIS


Pembina OSIS terdiri dari:
  • Kepala Sekolah, sebagai Ketua
  • Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua
  • Guru, sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran
Tugas dari Pembina OSIS:
  1. Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya;
  2. Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
  3. Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
  4. Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah;
  5. Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan program kerja OSIS
  6. Menghadiri rapat-rapat OSIS
  7. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS
Perwakilan Kelas
Badan ini disebut dengan Majelis Perwakilan Kelas / Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Posisi Badan ini lebih tinggi daripada Ketua OSIS dan berperan sebagai pengawas kebijakan osis.
Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas, tugas:
  1. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas ;
  2. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
  3. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas ;
  4. Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan ;
  5. Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus OSIS pada akhir tahun jabatannya;
  6. Mempertanggung jawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina ;
  7. Bersama- sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.
Syarat Pengurus OSIS
  1. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru, dan teman
  3. Memiliki bakat sebagai pemimpin
  4. Tidak terlibat penggunaan Narkoba
  5. Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai
  6. Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS
  7. Pengurus dicalonkan oleh perwakilan kelas
  8. Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir
  9. Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
Kewajiban Pengurus
  1. Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS
  2. Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan, dan martabat sekolahnya
  3. Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif
  4. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pembina OSIS dan tembusannya kepada Perwakilan Kelas pada akhir masa jabatannya
  5. Selalu berkonsultasi dengan Pembina
Struktur dan Rincian Tugas Pengurus
Pengurus Harian Majelis Permusyawaratan Kelas, terdiri dari:
  • Ketua Majelis
  • Wakil Ketua Majelis
  • Sekretaris Majelis
Ketua, tugas:
  1. Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
  2. Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan
  3. Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan
  4. Memimpin rapat
  5. Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
  6. Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan
Wakil Ketua, tugas:
  1. Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan
  2. Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
  3. Menggantikan ketua jika berhalangan
  4. Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya
  5. Bertanggung jawab kepada ketua
  6. Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi
Sekretaris, tugas:
  1. Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan
  2. Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat
  3. Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan
  4. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan
  5. Bersama ketua menandatangani setiap surat
  6. Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi
  7. Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris
Wakil Sekretaris, tugas:
  1. Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris
  2. Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan
  3. Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi

Bendahara dan Wakil Bendahara, tugas:
  1. Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan pengeluaran uang/biaya yang diperlukan
  2. Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban
  3. Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan
  4. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala
Ketua Seksi, tugas:
  1. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya
  2. Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan
  3. Memimpin rapat seksi
  4. Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat
  5. Menyampaikan laporan, pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator
Pokok-pokok Kegiatan Seksi
Seksi Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, antara lain:
  1. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing;
  2. Memperingati hari-hari besar keagamaan;
  3. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama;
  4. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama;
  5. Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan;
  6. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah
Seksi Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain:
  1. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah;
  2. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);
  3. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;
  4. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama;
  5. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;
  6. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).
Seksi Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara, antara lain:
  1. Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /atau hari sabtu, serta hari-hari besar nasional;
  2. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);
  3. Melaksanakan kegiatan kepramukaan;
  4. Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah;
  5. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dan semangat perjuangan para pahlawan;
  6. Melaksanakan kegiatan bela negara;
  7. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambang-lambang negara;
  8. Melakukan pertukaran siswa antar daerah dan antar negara.
Seksi Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat, antara lain:
  1. Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian;
  2. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah;
  3. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek);
  4. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-tempat sumber belajar;
  5. Mendesain dan memproduksi media pembelajaran;
  6. Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian;
  7. Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah;
  8. Membentuk klub sains, seni dan olahraga;
  9. Menyelenggarakan festival dan lomba seni;
  10. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.
Seksi Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural, antara lain:
  1. Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya masing-masing;
  2. Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa;
  3. kegiatan dengan prinsip kejujuran, transparan, dan profesional;
  4. Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan orang lain dalam pergaulan masyarakat;
  5. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato;
  6. Melaksanakan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan;
  7. Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah.
Seksi Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan, antara lain:
  1. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna;
  2. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di bidang barang dan jasa;
  3. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produkdsi;
  4. Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja lapangan (PKL)/praktek kerja industri (Prakerim);
  5. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus;
Seksi Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi antara lain:
  1. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
  2. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
  3. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV AIDS;
  4. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja;
  5. Melaksanakan hidup aktif;
  6. Melakukan diversifikasi pangan;
  7. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah.

Seksi Pembinaan sastra dan budaya, antara lain:
  1. Mengembangkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra;
  2. Menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya;
  3. Meningkatkan daya cipta sastra;
  4. Meningkatkan apresiasi budaya.
Seksi Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain :
  1. Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pem-belajaran;
  2. Menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi;
  3. Memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan.
Seksi Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain :

  1. Melaksanakan lomba debat dan pidato;
  2. Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi;
  3. Melaksanakan kegiatan English Day;
  4. Melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris (Story Telling);
  5. Melaksanakan lomba puzzies words/scrabble.

Mau Umroh atau Haji? Allah Maha Kaya. Percayalah!!

Rasanya hampir tidak percaya ketika saya mendapat ajakan untuk berangkat umroh bersama jamaah umroh Ziarah Expedia Wisata. Adalah Pak Muhammad Soleh Purba dan Bu Yetti Hendrawati yang menjadi wasilah bagi saya untuk insya Allah bisa berangkat umroh pada 21 Januari 2016 nanti. Beliau berdua memang sosok yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Beberapa tahun yang lalu saya sempat menjadi guru ngaji bagi keluarga beliau. Kedermawanannya pun sudah tidak diragukan lagi. Sudah banyak bantuan beliau berdua baik untuk perorangan, lembaga pendidikan, maupun kehidupan sosial.

Syukur yang tidak terhingga saya lantunkan sepanjang waktu kepada Allah SWT atas karunia ini. Mungkin bagi sebagian orang umroh sudah bukan merupakan hal yang aneh, umroh merupakan hal yang sudah biasa. Akan tetapi bagi saya mendapatkan kesempatan berangkat umroh merupakan sesuatu yang luar biasa. Betapa tidak, kondisi keuangan dan pendapatan yang ada saat ini secara perhitungan matematis saya sebagai manusia rasanya jauh panggang dari api. Tapi, dengan adanya kesempatan ini memastikan dan memberikan keyakinan yang kuat bagi saya bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Kalau Allah sudah berkehendak maka segala sesuatunya bisa begitu sangat mudah. Jangan pernah mengukur segala sesuatu hanya dengan perhitungan kita saja sebagai manusia, tapi percayalah bahwa Allah-lah Sang Pemilik semesta. Berperasangkalah yang baik kepada Allah dan mintalah apa yang menjadi keinginan kita kepada-Nya tanpa ada keraguan sedikit pun. Yakinlah!!

Yang lebih "istimewa" lagi, saya tidak hanya diajak umroh semata, akan tetapi saya diminta untuk menjadi salah satu pembimbing umroh ini. Wow... yang bener aja, saya kan baru umroh sekarang, masa' sih saya jadi pembimbing? Bagaimana bisa? Saya bertanya-tanya di hati saya. Tapi, kemudian saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa insya Allah saya bisa. Walaupun saya baru tapi bukan berarti saya blank sama sekali, kan kita bisa belajar dari video-video bimbingan yang berada di Youtube atau saya juga bisa bertanya kepada orang-orang yang pernah umroh. Asal kita mau belajar insya Allah semua akan bisa berjalan dengan baik.

Keberangkatan umroh ini memberikan pesan kepada siapapun yang ingin umroh atau haji tapi kemampuan secara finansial kurang jangan pernah menyerah. Pertama, lakukan dengan baik apa yang menjadi pekerjaan kita saat ini dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Kedua, bekerjalah semata-mata karena Allah dan istiqomahlah. Ketiga, pantaskan diri kita untuk pertolongan Allah. Untuk poin ketiga ini tentu perlu penjelasan khususnya untuk keinginan untuk berumroh atau haji ini. Untuk memantaskan diri, ada beberapa hal yang perlu dilakukan: 1. menabunglah semampu yang kita bisa. 2. khususkanlah tabungan tersebut untuk umroh atau haji. 3. beri tahu orang-orang terdekat kita tentang niat kita agar mereka selalu mengingatkan kita tentang niat awal yang kita bangun. 4. berdo'alah dan meminta do'alah kepada orang-orang terdekat dengan kita agar Allah SWT kabulkan keinginan tersebut. 5. jangan pernah berhenti menabung sekecil apapun tabungan yang bisa kita lakukan. 6. serahkan segala upaya tersebut kepada Allah Yang Maha Kaya. Bertawakallah. Semoga Allah segera kabulkan niat kita untuk beribadah ke tanah haram-Nya. Aamiin. :)

Selasa, 15 Desember 2015

SMP Islam At-Taqwa Juara I Cerdas Cermat PAI


Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi kami. Betapa tidak, kami yang datang dari sekolah kecil yang belum banyak diketahui orang mampu menjadi juara pada event yang cukup besar dan bergengsi. Itu karena acara ini diselenggarakan oleh sekolah yang cukup bonafide di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya, SMP Islam Al-Azhar. Acara tersebut adalah Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam Alfest Gebyar Muharram 1437 H. yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015. Sejatinya, acara ini dilaksanakan pada bulan Oktober lalu bertepatan dengan bulan Muharram 1437 H. Tapi, karena sesuatu dan lain hal acara ini diundur jadi bulan Desember tanpa mengurangi esensi semangat Muharram yang dibawanya.

Kami mempersiapkan untuk mengikuti lomba ini dalam waktu yang cukup singkat. Sejak akhir November memang surat undangan untuk ikut lomba sudah diterima, akan tetapi karena kami terbentur dengan Ulangan Akhir Semester Ganjil yang dilaksanakan dari tanggal 30 November 2015 sampai dengan 8 Desember 2015, maka kami putuskan latihan akan kami lakukan setelah selesai UAS Ganjil ini. Selama UAS berlangsung kami sudah memilih calon peserta yang akan kami kirim untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat PAI ini sebanyak dua tim. Tim pertama (SMP Islam At-Taqwa A) terdiri dari Sulus Intan Wadhi'ah (kelas 9), Nadhira Elza Putri (kelas 9), dan Putri Salsabila (kelas 8). Tim kedua (SMP Islam At-Taqwa B) terdiri dari Ridha Ma'rifa (kelas 9), Lany Nurhasanah (kelas 9), dan Arum Nurfadhilah (kelas 8).

Hari Kamis, 10 Desember 2015, di ruang kepala sekolah kami mulai atur strategi agar lomba ini bisa berhasil dengan baik. Paling tidak kami bisa masuk semifinal (karena tahun lalu kami kandas di babak pertama - babak tes tulis -). Karena materi yang akan diberikan dalam lomba ini adalah materi pelajaran PAI kelas 7 semester 1 dan 2, kelas 8 semester 1 dan 2, dan kelas 9 semester 1, maka kami membagi materi itu untuk dikeroyok oleh 3 orang. Bagaimana cara membaginya? Begini. Untuk materi kelas 8 dan 9 semester satu kami sengaja abaikan terlebih dahulu. Kenapa? Karena mereka baru saja ulangan semester satu. Jadi, materi tersisa yang perlu dikuatkan dan diperdalam adalah materi kelas 7 semester 1 dan 2 (karena peserta tidak ada kelas 7), dan kelas 8 semester 2. Maka dibagilah materi kepada 3 orang tersebut, yang satu mempelajari kelas 7 semester 1, yang satu mempelajari kelas 7 semester 2, dan yang satu lagi mempelajari kelas 8 semester 2.

Selesai atur strategi, kami memberikan motivasi agar mereka punya semangat untuk memenangkan lomba ini. Tahun lalu kami belum bisa masuk semifinal, maka tekad kami untuk saat ini bisa memenangkan lomba ini minimal kami bisa masuk sembilan besar (semifinal). Itu saja tentu sudah sangat membahagiakan bagi kami apalagi kalau masuk babak ini kami akan mendapat jatah makan siang (hehehe...). Kami biarkan mereka belajar materi pelajaran sesuai bagiannya. 

Kami mulai mencari materi untuk latihan lomba tersebut berupa soal-soal pilihan ganda sebanyak 5 paket yang saya ambil dari MGMP PAI Bekasi yang masing-masing terdiri dari 50 soal. Selain itu, kami juga mencari soal latihan cerdas cermat untuk babak semifinal dan final (kalau masuk), soalnya tidak tanggung tanggung, kami print soal sebanyak seribu pertanyaan.

Hari Sabtu, 12 Desember 2015, kami mulai untuk latihan soal pilihan ganda sebanyak 50 soal dengan simulasi seolah-olah mereka sedang lomba sungguhan. Kami berlatih dengan menggunakan lembar jawaban komputer lengkap dengan pensil 2B dan penghapus juga alat bantu untuk membulatkan LJK yang ada. Pada latihan pertama ini tim A masih salah 15 soal dan tim B salah 7 soal. Hari itu juga kami berikan mereka Standar Isi PAI kelas 7 sampai 9 agar mereka belajar dengan patokan Standar Isi ini. Hari Ahad, 13 Desember 2015, kami latihan kembali untuk yang kedua kalinya. Pertama peserta mengisi soal seperti kemarin dengan hasil tim A salah 7 dan tim B salah 7. Lumayan...

Setelah latihan tes tulis hari kedua ini kami mulai berlatih untuk (andaikan kami masuk) semifinal dan final. Kami berlatih sebanyak lebih kurang 300 soal secara lisan. Ini merupakan latihan terakhir sebelum lomba di hari Selasa, 15 Desember 2015. Kami berpesan kepada peserta dua tim ini terus belajar, jangan lupa terus berdo'a, dan jangan lupa pula meminta do'a kepada kedua orang tua. Akhirnya kami serahkan kepada Allah. Bertawakkal.

Hari ini, lomba dilaksanakan. Pagi tadi, lebih kurang jam 06.50 kami berangkat dengan angkot yang kami sewa untuk antar jemput kami berangkat dan pulang lomba. Kami sampai di sana sekitar pukul 07.20, masih lumayan sepi. Baru ada sekitar 3 atau 4 tim yang hadir. Kami melakukan registrasi dan mendapatkan kupon untuk ditukar dengan snack sebanyak 7 kotak. Pukul 08.15 acara dimulai dengan diisi sambutan kepala sekolah SMPI Al-Azhar dan Ketua BKOMS SMPI Al-Azhar. Pukul 08.45 LJK mulai dibagikan dan dijelaskan cara mengisinya, setelah itu dibagikan paket soal yang harus diisi oleh peserta. Pukul 08.55 peserta mulai mengerjakan soal dan diberikan waktu selama 45 menit, berarti sampai pukul 09.40. 

Kami, para pendamping dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan agar tidak mengganggu peserta yang sedang mengerjakan soal. Belum 30 menit ternyata para peserta sudah selesai mengerjakan soal. Kami dijanjikan bahwa sekitar pukul 10.00 kami akan segera mengetahui hasilnya. Ternyata sampai hampir pukul 11.00 baru diumumkan tim dari sekolah mana saja yang masuk 9 besar. Dan... syukur kami yang tak terperi saat itu, apa yang terjadi? Alhamdulillah, dua tim yang kami ikutkan kedua-duanya masuk 9 besar. Sebuah kejadian yang luar biasa. Karena kami sudah mampu masuk 9 besar dari 43 tim yang ikut tes tulis tersebut, dan itu berasal dari sekolah-sekolah yang lumayan besar-besar. Subhanallah.... Tim A berada di urutan ke-4 dengan jumlah soal betul 46 dari 50 soal dan Tim B berada di urutan ke-9 dengan jumlah soal betul 43 dari 50 soal.

Di semifinal, Tim B tampil lebih dulu bersama tim dari SMPN 5 B dan SMP Insan Cendekia Madani (ICM). Alhamdulillah Tim B ini masuk final karena mendapat nilai tertinggi. Sementara itu Tim A tampil pada sesi ketiga bersama tim dari SMPN 5 A dan SMP Islam Insan Harapan. Pada sesi ini kami harus mengakui keunggulan 2 tim lain dan Tim A tidak masuk ke final.

Pada sesi final Tim At-Taqwa B berhadapan dengan SMPN 11 dan SMP Insan Harapan. Dan Alhamdulillah pada akhirnya kami dari SMP Islam At-Taqwa mampu menjadi Juara I dan berhak mendapat Piala Tetap dari BKOMS Al-Azhar dan Piala Bergilir dari Kapustekkom Kemdikbud. Subhanallah... Alhamdulillah... Kami tidak henti-hentinya memuji Allah atas kemenangan ini. Ini sebuah tanggung jawab bagi kami. Bagi kami ini membuktikan bahwa walaupun kecil kalau kita mau berupaya insya Allah kita tetap bisa bersaing dengan sekolah manapun. Semangat dan sukses selalu.

Selasa, 15 September 2015

Menjadi Guru yang Penuh Syukur

Berkecimpung dalam dunia pendidikan itu nikmat sekali rasanya. Cobalah renungkan, profesi apa yang tidak dimulai dari pendidikan. Betapa besar peran kita dalam mengubah peradaban dengan pendidikan yang kita berikan kepada peserta didik kita. Nikmati setiap gerak kita dalam upaya ini. Berikan persembahan terbaik untuk generasi yang ada setelah kita. Kehidupan mereka adalah kehidupan yang lebih canggih dari zaman kita saat ini namun dilematis. Di satu sisi kita lebih mudah dalam melakukan apapun dengan bantuan teknologi, namun di sisi lain kecanggihan itu membuat sebagian dari generasi kita justru terpapar karena terpedaya dengan teknologi yang ada. 

Yah... Itulah tugas seorang pendidik yang penuh dengan suka duka. Banyak hal yang membuat hati senang nan riang. Namun, tidak sedikit kejadian yang membuat kita harus mengelus dada. Semua itu membuat dinamika pendidikan menjadi semakin kompleks. Bagi yang tidak menaruh hati di sana, pengap rasanya dada menjalani setiap proses ini. Tapi, bagi mereka yang hatinya ada di sana dan menikmatinya sebagai sebuah proses pendewasaan dan pengabdian, rasanya indah nan membuncah. Sebuah kenikmatan yang tiada tara. Tak ada keluh yang menyertai setiap perjuangan mendidik anak bangsa menuju masa gemilang mereka. Hanya rasa syukur yang terus mengalir seiring dengan aliran darah tanpa henti.

Adalah proses panjang meniti perjalanan menjadi bagian dari insan yang penuh syukur. Liku liku jalan yang dilalui, rasa sakit yang dirasakan, berproses menjadi sebuah kenikmatan yang tiada tara. Rasa sakit, berubah menjadi sabar dan tawakkal, yang pada akhirnya berubah wujud menjadi rasa syukur yang melahirkan kebahagiaan dalam setiap situasi dan kondisi yang dilalui.

Senin, 14 September 2015

tanpa Judul

Sudah lama tidak menulis. Sulit rasanya untuk memulai. Tangan serasa kaku sekaku-kakunya. Istiqomah memang menjadi kunci yang paten agar kita menggapai sukses dalam hal apapun. Istiqomah atau konsisten dalam kebenaran hampir bisa dipastikan menjadi kunci terhebat dalam mewujudkan setiap cita-cita, sebesar apapun itu.

Prestasi kerja misalnya, hanya didapat oleh orang-orang yang selain kerjanya bagus tapi dia konsisten. Tanpa itu, jangan harap prestasi kerja kita meningkat. Jangan pernah meremehkan istiqomah. 

Minggu, 10 Mei 2015

Sukses = Bahagia

Bicara "sukses" kalau kita tidak jernih dalam melihatnya, atau tolok ukur yang dipakai tidak sama maka yang ada hanyalah debat kusir yang tak ada ujung pangkalnya. Seperti yang baru saja tadi pagi saya bicarakan dengan seseorang yang tidak perlu saya sebutkan namanya. Kalau saya melihat kesuksesan berawal dari sudut pandang agama dan ukuran kebahagiaan, sementara dia melihat kalau namanya orang sukses itu adalah yang mudah mendapatkan uang banyak dan punya uang banyak. Walaupun ia berdalih dengan apapun saya sudah bisa melihat kemana arah dia bicara. 

Oke. Kalau begitu saya ingin menyampaikan di sini pandangan saya tentang kesuksesan itu sendiri. Bukan maksud menyudutkan siapapun atau menyangkal pendapat siapapun. Ini hanyalah curhatan saya tentang sudut pandang saya tentang arti sukses itu sendiri. Orang lain bisa setuju bisa juga tidak. Bisa sependapat bisa juga tidak.

Menurut saya, seseorang bisa dikatakan sukses kalau dia bisa merasakan kebahagiaan dan kenyamanan dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang menjadi pilihan hidupnya. Jadi, menurut saya, kesuksesan itu berbanding lurus dengan kebahagiaan. Oke, sampai di sini clear ya... Sukses yang hakiki itu ukurannya adalah hati masing-masing orang yang merasakannya, bukan kata orang, bukan menurut pandangan orang tentang kita atau kita tentang seseorang yang notabene biasanya lebih melihat secara lahiriah semata. Sebagai contoh, ketika kita melihat orang rumahnya bagus, mobilnya mewah, pakaiannya rapi, jabatannya tinggi, kita sering memandangnya sebagai orang yang sukses. Padahal kan belum tentu dia sehebat yang kita lihat. Belum tentu juga ia sebahagia yang kita kira. Semua itu relatif. Kita jarang tahu tentang masalah yang dihadapi oleh orang yang kita pandang sukses tersebut. Bisa jadi masalah mereka lebih berat daripada yang kita kira.

Kalau saja harta menjadi tolok ukur kesuksesan maka orang yang memiliki banyak harta pasti akan bahagia. Kalau saja jabatan menjadi tolok ukur kesuksesan maka orang yang memiliki jabatan tinggi pasti akan merasakan kebahagiaan. Kalau saja rumah mewah, istri cantik, suami tampan, mobil mewah, memiliki tanah yang luas, kontrakan banyak, bisa menjadi tolok ukur kesuksesan, maka bisa dipastikan orang yang memiliki semua itu akan merasakan kebahagiaan yang sempurna. Ternyata semua itu bukan ukuran kesuksesan yang sesungguhnya, karena semua itu hanyalah ukuran duniawi yang sementara saja. 

Kalau begitu, apakah kesuksesan itu pasti dimiliki oleh orang yang ilmu agamanya tinggi? Ternyata tidak juga. Kesuksesan dimiliki oleh orang yang memiliki kedua-duanya. Kalau kita mau mencari model kesuksesan, menurut saya model yang ideal adalah Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan pemimpin negara yang sukses. Beliau bahagia dengan misi yang diembannya baik dalam kekurangan atau berkecukupan secara duniawi. Karena landasan keyakinan yang sempurna kepada Allah SWT. Orang-orang yang hidupnya tidak sukses dan tidak bahagia adalah mereka yang abai terhadap keyakinan yang benar kepada Allah.

Maka, mulailah jalan sukses itu dari kata "iman" (kepercayaan) dan keyakinan. Kita harus yakin bahwa pemilik segala sesuatu di langit dan di bumi adalah Allah SWT. Allah adalah sumber kesuksesan yang tidak akan pernah ada habisnya. Dialah pemilik segalanya. Dialah yang menjadikan seseorang dihormati atau dihinakan. Dialah yang menjadikan seseorang punya jabatan tinggi atau jelata. Dialah yang menjadikan seseorang kaya atau papa. Allah.... Allah... dan Allah.

Kesimpulannya, untuk menjadi orang yang sukses, perkuat keyakinan kita kepada Allah, pelajari ilmu agama dengan baik lalu amalkan, setelah itu pelajari ilmu duniawi tentang kesuksesan materi. Setelah semuanya dimiliki letakkan semua itu dalam bingkai iman. Insya Allah, sejauh manapun kita melangkah, kita tidak akan pernah lepas dari kebahagiaan, karena selalu menyandarkan semuanya kepada Allah SWT.

Selamat menikmati kesuksesan!!
See you on the TOP.

Minggu, 15 Februari 2015

GURU DAN SISWA PEROKOK

Seorang siswa di sebuah sekolah tertangkap basah oleh gurunya sedang merokok di pojok sekolah yang sepi. Guru itu tentu sangat marah karena aturan di sekolah itu tidak memperbolehkan siswa untuk merokok.

Guru tersebut kemudian menginterogasi siswa ini.

Guru : Kamu tahu kan, kalau peraturan di sekolah ini tidak memperbolehkan siswa merokok?

Siswa : Tahu Pak... Tapi, saya mau tanya boleh ga Pak?

Guru : Mau tanya apa?

Siswa : Saya mau penjelasan Bapak, kenapa siswa di sini tidak boleh merokok?

Guru : Karena merokok itu tidak baik dan merusak kesehatan.

Siswa : Ooh... Gitu ya Pak... (dengan polos dia bertanya) Jadi, merokok itu tidak baik dan merusak kesehatannya hanya untuk siswa aja ya Pak.

Guru : Ya buat semua lah... Kamu ini gimana?

Siswa : Kalau begitu kenapa tidak ada peraturan ga boleh merokok juga buat guru? Terus... kemarin saya lihat guru-guru pada merokok di ruang OB...

Guru : ??@*&%$??@##?

Selasa, 10 Februari 2015

Rindu Berjamaah

Salah satu yang menjadi ciri khas sekolah yang berlabel Islam adalah adanya shalat berjamaah, terutama Shalat Dzuhur. Indah sekali saat kita bisa menyaksikan para peserta didik berwudhu dan berduyun-duyun masuk masjid, walaupun dengan kondisi mereka berisik. Tapi, inilah proses pembelajaran sesungguhnya. Kesabaran, pembiasaan, dan keteladananlah yang diperlukan oleh anak-anak didik kita. Walaupun mereka saat ini sampai keluar sekolah masih belum seperti yang kita harapkan tapi setidaknya di benak mereka akan tertanam dengan kuat pengajaran yang kita berikan dengan konsisten itu.

Namun, banyak di antara kita yang tidak sadar kalau kita perlu memberikan keteladanan dalam hal ini. Buktinya, ketika waktu shalat tiba, hanya satu dua orang guru saja yang peduli untuk menggiring anak ke masjid, memperhatikan mereka ketika berwudhu dan juga ketika shalat. Ini sebenarnya tugas yang sangat penting bagi semua guru, bukan hanya guru agama saja. 

Keteladanan guru ini akan sangat berpengaruh pada ketertiban anak-anak ketika shalat. Biasanya mereka akan lebih tertib kalau gurunya semua atau sebagian besar ikut serta dalam shalat berjamaah. Saya miris dengan kondisi yang ada di sekolah tempat saya mengajar SD maupun SMP yang ada saat ini. Sedih rasanya, kita yang berharap melahirkan generasi muslim Rabbani, yang tahu dan mau mengamalkan ajaran Islam, sementara kitanya sendiri yang diharapkan bisa membawa perubahan sikap, akhlak dan perilaku justru memberikan contoh yang tidak baik. Bahkan kadang shalat malah di akhir waktu. Dan itu juga tidak dilakukan di masjid tapi di kelas atau di kantor.

Saya rindu sekali, ketika waktu shalat tiba dan adzan sudah berkumandang, seluruh stakeholders , mulai dari kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, OB, dan lainnya meninggalkan semua pekerjaannya dan bergegas untuk melaksanakan shalat. Biarkan satpam atau security saja yang menjaga sekolah. Toh, tidak begitu lama kita shalat, maksimal 10 sampai 15 menit. Coba bayangkan, rasakan bagaimana damainya suasana sekolah kita kalau semuanya turun untuk memberi keteladanan yang baik kepada anak didik. Karena kita harus ingat bahwa pendidikan bukan hanya menyampaikan ilmu, bukan hanya membuat anak itu tahu, tapi juga yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak kita bisa mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Dan usia mereka membutuhkan keteladanan kita.

Ingat saudara-saudaraku, kenapa Indonesia carut marut saat ini? Menurut saya, salah satunya karena kita guru-gurunya lebih memperhatikan bagaimana mengasah otak anak, tapi kita lupa untuk mengasah watak dan karakter anak. Mengajar hanya untuk nilai di raport dan ijazah, tanpa berpikir bagaimana anak-anak kita bernilai baik dalam mengamalkan apa yang diketahuinya dalam kehidupan sesungguhnya. Maka, ketika kita mengajar mereka di depan kelas, hal terpenting yang harus ditekankan kepada anak adalah, apa yang bisa kita amalkan dari pembelajaran kita hari ini? Sebagai contoh, dalam hal ini, kalau anak kita ajarkan apa keutamaan shalat berjamaah dan bagaimana cara shalat berjamaah, maka hal terpenting setelah itu bagaimana agar anak mau melaksanakan shalat berjamaah tanpa harus dipaksa. Bagaimana mereka mau melakukannya tanpa harus dipaksa atau diomelin dulu.

Mari berjamaah lagi ya friend!!!

Minggu, 08 Februari 2015

Menembus Keterbatasan

Berulang kali saya mendengarkan pengalaman Mbak Asma Nadia di berbagai televisi juga di Youtube. Rasanya tidak ada rasa bosan di hati saya untuk terus menyimak dengan seksama. Seperti yang terjadi malam ini, Asma Nadia kembali muncul di tayangan TVONE di acara yang bertajuk "Satu Jam Lebih Dekat". Anehnya, saya bisa menyimaknya dengan baik dan antusias sehingga satu detikpun saya tidak mau terlewat. Padahal apa yang disampaikan oleh Asma Nadia sudah sering saya dengar disampaikan oleh beliau.

Bagi saya, ini adalah salah satu bukti bahwa saya, pertama, saya sangat mengidolakan Asma Nadia. Saya kagum sekali dengan beliau yang bisa menghasilkan begitu banyak karya yang hampir semuanya best seller. Subhanallah... Karya-karyanya (dalam bentuk buku) banyak menyentuh berbagai pihak. Karyanya mengalir bak air sungai yang tidak pernah kering. Padahal kalau kita dengar dari pengakuan beliau dan juga keluarganya, beliau tumbuh dan berkembang dalam keterbatasan. Bagaimana beliau waktu kecil begitu ingin untuk membaca sampai-sampai ia harus memungut kertas koran bungkus sayuran, bungkus cabe, tomat dan lain-lain hanya karena ingin membaca. Ia juga tiap hari hanya bisa melihat dari luar buku-buku yang ada di rumah baca dekat rumahnya karena ia tidak punya uang untuk menyewa buku-buku tersebut. Sampai suatu ketika ia dan kakaknya (Helvy Tiana Rosa) diusir oleh pihak pengelola rumah baca itu karena dianggap mengganggu karena tiap hari hanya melihat-lihat tanpa pernah meminjam buku. Dalam kondisi yang seperti itu Mbak Helvy bilang kepada adiknya ini bahwa suatu saat kita akan punya buku sebanyak ini dan kita akan membuat rumah baca yang bisa dinikmati oleh siapapun secara gratis. Dan cita-cita ini hari ini betul-betul terwujud, Asma Nadia dengan karyanya yang banyak dan rumah baca yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air.

Kedua, karena saya punya keinginan besar untuk menjadi seorang penulis yang produktif. Asma Nadia adalah sosok inspiratif bagi saya. Sejak kecil saya menginginkan dan bercita-cita untuk menjadi seorang penulis, sehingga setiap kali membaca buku saya selalu membayangkan suatu saat saya bisa menulis buku yang bukan hanya menghasilkan buku yang bermutu tapi juga bisa produktif. Saya sempat mengatakan bahwa dari setiap sepuluh buku yang ada di rak buku saya akan terselip karya saya sendiri. Cita-cita inilah yang menjadikan saya setiap kali mendengar talk show atau membaca buku tentang cara menulis buku saya mendengar dan membacanya secara antusias. Dan salah satu yang paling sering saya dengar pengalamannya adalah tentang Mbak Asma Nadia ini. 

Saat ini, alhamdulillah saya sudah mencoba menerbitkan buku yang dibantu oleh Penerbit Maghza Books Yogyakarta. Walaupun belum bisa masuk toko-toko buku bonafide tapi paling tidak ini menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus berkarya. Karena lahirnya buku ini juga merupakan pembuktian awal bahwa saya memang punya cita-cita yang terus saya peluk dan saya upayakan terus sampai saat ini. Ketidakpuasan dan kekurangan di sana-sini saya anggap sebagai sesuatu yang wajar dan itu dialami oleh semua penulis apalagi penulis pemula seperti saya. Saya berharap suatu saat nanti saya akan menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan diburu banyak orang.

Saya menyimpulkan bahwa ternyata keterbatasan ekonomi bahkan keterbatasan kesehatan seperti yang dialami Mbak Asma Nadia harusnya tidak menghalangi kita untuk mencapai impian dan cita-cita kita. Bahkan tidak sampai di sana, beliau juga menularkan ini kepada keluarganya. Suami beliau, Bapak Isa Alamsyah, adalah penulis yang juga hebat. Selain itu anak-anak beliau Putri Salsa dan Adam juga menjadi penulis-penulis yang tentu membuat saya dan mungkin juga keluarga-keluarga yang lain iri. Pencapaiannya sudah luar biasa. Bayangkan Ibunya Asma Nadia sampai sempat tidak makan siang hanya agar bisa membeli kan buku untuk anaknya. Begitu juga dengan banyak penyakit yang dideritanya, mulai dari gegar otak, jantung, tumor, paru-paru dan lain-lain yang itu semua tidak mengurangi semangat hidupnya dan semangatnya untuk menulis. Subhanallah....

Terima kasih sudah membuka www.amirmahmud.com. Semoga bermanfaat...

Sabtu, 07 Februari 2015

Mengapa Anda Direkrut Sekolah?

Perencanakan diakui merupakan hal penting dalam mencapai sebuah target. Maka rencanakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Karena gagal merencanakan bisa berarti merencanakan kegagalan. Begitu pula dalam sebuah lembaga pendidikan, perencanaan wajib dilakukan. Perencanaan awal yang harus dipersiapkan adalah penyediaan guru yang baik, punya kompetensi yang mumpuni dan profesional. 

Seorang guru harus tahu bagaimana cara memenuhi harapan sebuah sekolah yang akan dijadikan pilihan tempat kerjanya. Anda seorang guru? Kembangkan 5 sikap berikut ini untuk mencapai prestasi di sekolah Anda.

1. Bertujuan mencapai target
Sekolah baik tentu harus mempunyai target yang jelas. Seorang guru haruslah mendedikasikan diri secara maksimal untuk mencapai target-target yang ditetapkan sekolah. Guru harus mewujudkan pemahaman tentang sekolah yang diwujudkan dalam komitmen untuk menjalankan tugas sekolah secara total dan berkualitas.

2. Bekerja maksimal dan total
Sebuah sekolah merekrut guru tentu bukan untuk mendapatkan hasil kerja yang biasa-biasa saja. Sekolah berharap agar setiap guru yang ada harus bekerja dengan sungguh-sungguh, maksimal, total, dan sepenuh hati. Bukan menjadi guru yang hanya datang pagi pulang siang dengan rutinitas yang itu-itu saja. Tapi giliran urusan gaji sangat perhitungan, apalagi kalau penggajian telat.

3. Bersedia membantu
Seorang guru harus selalu siap membantu atasan (kepala sekolah) untuk memajukan sekolahnya. Dia selalu mempunyai inovasi-inovasi baru dan sangat kreatif. Dia selalu siap menyelesaikan tugas sebaik mungkin yang pada akhirnya bukan hanya bekerja karena atasan semata tapi juga karena tuntutan jiwa sebagai hamba Allah.

4. Bertanggung jawab hingga target tercapai
Bertanggung jawab berarti menyelesaikan tugas dan mencapai terget hingga tuntas, termasuk apapun masalah yang dihadapi baik di kelas, masalah sesama rekan guru, dan masalah apapun di lingkungan sekolahnya. Jadilah high achiever, peraih kemenangan tertinggi.

Di dalam sebuah instansi, tidak terkecuali itu sekolah, ada 2 jenis guru, yaitu tipe problem solver dan problem reporter. 

Seorang problem solver, ketika dia harus mengajar dia sudah siap dengan permasalahan sebagai guru yang akan ia hadapi. Dia menyadari betul bahwa setiap pekerjaan selalu ada rintangan dan halangan yang selalu menghadang. Di saat seperti itu ia sanggup untuk terus berupaya mencari solusi dari setiap permasalahan yang muncul. Tipe guru seperti ini pantang mengeluh apapun permasalahan yang ada. Ia betul-betul menikmati setiap detik yang dilewatinya.

Sebaliknya, seorang problem reporter senantiasa berharap kalau pekerjaan yang dilakukannya akan berjalan sesuai rencana, mulus, tanpa halangan yang merintangi. Dan di saat masalah muncul ia lebih sering bersungut-sungut dan marah dengan kondisi yang ada. Tipe ini lebih suka menyalahkan orang atau situasi yang ada dibandingkan harus menyelesaikan masalah yang muncul. Dia mempunyai daya juang yang rendah dan mencari berbagai alasan untuk menghindar dari tugas yang menjadi amanahnya.

Ada beberapa kiat yang bisa kita coba agar kita menjadi problem solver: 
  • Tidak takut menghadapi masalah.
  • Selalu menggunakan data yang akurat.
  • Senantiasa terus dan terus belajar.
  • Belajar teknik problem solving dan decision making.
  • Selalu mencari akar masalah.
  • Jangan mencari "kambing hitam.
Semoga bermanfaat. Sampai jumpa pada artikel berikutnya di www.amirmahmud.com


Jumat, 06 Februari 2015

Memahami Prioritas

Sebuah kebijakan yang dibuat oleh seorang pemimpin biasanya akan menimbulkan pro dan kontra. Tidak semua pihak akan dengan begitu saja setuju dengan kebijakan tersebut. Satu contoh yang saya kemukakan di sini adalah kebijakan penerapan absen pinger print bagi seluruh peserta didik di suatu sekolah yang saya kenal. Di satu sisi hal ini cukup baik untuk diterapkan. Ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan oleh orang tua/wali peserta didik sehubungan dengan kebijakan ini. Di antaranya: 1) Bagi orang tua yang tidak sempat mengantar anaknya akan merasa tenang karena akan ada laporan ke ponselnya kalau anaknya sudah sampai di sekolah. 2) Orang tua akan tahu kalau anaknya sudah selesai KBM sehingga orang tua tahu kapan harus menjemput anaknya. 3) Sekolah dan orang tua akan tahu seandainya anaknya tidak sampai di sekolah atau pulang tidak pada waktunya. Dan beberapa manfaat positif lain yang bisa dirasakan.

Akan tetapi, ternyata ada orang tua yang menyoroti kebijakan ini dari sudut pandang yang lain. Seorang ibu yang dua anaknya bersekolah di sana sempat mencurahkan kegalauannya kepada saya. Dia mempertanyakan, kenapa harus absen yang canggih-canggih kalau untuk hal-hal kecil seperti sanitasi, kebersihan kelas, dan kebersihan WC saja belum maksimal. Memang hal-hal yang vital semacam itu tidak bisa kita abaikan. Sepertinya kelihatannya kecil akan tetapi biasanya itu menjadi penilaian awal dan utama orang tua memasukkan anaknya di sekolah kita. Maka, apapun itu, segala kebijakan haruslah menyentuh seluruh aspek yang akan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan peserta didik di sekolah. Kita harus mampu membuat skala prioritas tentang mana yang paling penting, sangat penting, penting, kurang penting, dan tidak penting.

Ini memang tugas pemimpin untuk menggerakkan semua unsur yang ada di bawah wilayah kepemimpinannya. Bagaimana setiap orang di lingkungan sekolah mau dan mampu serta menyadari bahwa apapun yang ada di lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab semuanya. Bukan hanya dilimpahkan kepada satu pihak semata. Kalau semua sudah bergerak secara "otomatis" maka semua akan merasa enak, merasa nyaman, dan berupaya untuk menjadi solusi dari segala permasalahan yang muncul. Semua akan ikut berpikir secara sukarela, tanpa harus disuruh apalagi dimarahi dulu. Akhirnya, sadarilah bahwa setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya dari setiap lingkup yang dipimpinnya.

Selasa, 03 Februari 2015

Jangan Takut, Jangan Khawatir!!

Kekhawatiran seringkali muncul pada setiap keluarga, tidak terkecuali itu keluarga yang tingkat ekonominya cukup mapan maupun yang ekonominya rendah. Rasa khawatir biasanya muncul ketika kita mulai banyak kebutuhan dan mulai menghitung dengan hitungan yang rigid. Orang yang hitungannya sangat detail tentang kebutuhan keluarga tanpa dibarengi dengan kesadaran dan kesabaran, biasanya akan mengalami tingkat stress yang tinggi. Mereka akan dibayang-bayangi dengan rasa takut miskin, rasa takut hidup susah, rasa takut dihina orang, dan rasa-rasa yang lainnya. 

Menghitung kebutuhan pada dasarnya harus dan memang itu baik, agar kita bisa mempersiapkan segala kebutuhan di masa mendatang dengan lebih baik dan terencana. Perhitungan yang baik dan cukup mendetail menjadi baik selama itu dibarengi dengan upaya yang maksimal dan sikap tawakkal kepada Allah SWT dan mensyukuri dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki saat ini. Tanpa tawakkal, syukur, dan merasa cukup dengan yang ada (qonaah) semuanya akan berubah jadi semacam pengingkaran terhadap ke-Maha Kuasaan Allah SWT. Hal ini akan merusak aqidah dan keimanan yang ada dalam diri kita.

Coba pikirkan, seberapa hebatkah kita menghitung rezeki yang kita terima? Seberapa dahsyatkah hitungan matematika kita dibandingkan dengan hitungan matematikanya Allah SWT? Apakah saat kita menghitung kurang jumlah rezeki kita satu bulan mendatang itu akan benar-benar terjadi? Apakah ketika perhitungan rezeki kita sudah kita tetapkan cukup akan benar-benar cukup? Tentu segala sesuatunya Allah-lah Yang Maha Tahu. Bukankah kita sering sekali melihat keajaiban saat kita menjalani hidup ini? Menurut kita uang segitu tidak akan cukup, tapi ternyata kenyataannya seringkali berbanding terbalik dengan hitungan kita. Berapa banyak orang tua yang penghasilannya tidak sampai satu juta per bulannya tapi mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang yang tinggi? Kalau kita hanya mengandalkan otak kita tentu tidak masuk akal.

Maka, yang kita perlukan dalam mengarungi rumah tangga maupun kehidupan secara umum yang paling penting adalah aqidah yang kuat. Inilah keyakinan yang akan melahirkan ketenangan di hati kita. Orang yang punya keyakinan yang kuat dan lurus pun tidak akan merasa ketakutan akan kekurangan. Yang terpenting bagi mereka adalah upaya yang sungguh-sungguh sebagai bagian dari pelaksanaan terhadap perintah Allah dan pengabdian/ibadah kepada-Nya. Setelah mereka berusaha dengan penuh kesungguhan mereka menyerahkan hasil dari usaha itu sepenuhnya kepada Allah SWT. Mereka hidupnya tidak ngoyo apalagi dihiasi dengan keluhan dan makian. Itu sangat jauh dari kamus mereka. Bahkan apapun yang terjadi terhadap upayanya itu orang-orang yang seperti ini mampu bersyukur dengan segenap kekurangan dan kelebihan yang ada.

Jadi, kuncinya agar kita tidak hidup di jurang kekhawatiran yang terus menerus adalah perkuat iman, istiqomah dalam kebaikan, selalu bersyukur, senantiasa bersabar, merasa cukup dengan yang didapatkan saat ini, tawakkal dan berusaha dengan sungguh-sungguh dan profesional tentunya. Insya Allah kita akan hidup dengan nikmat, enak, namun tetap DAHSYAT. Selamat berbahagia!!!

Kematian

Kematian. Sebuah kata yang menggetarkan siapapun yang mengucapkan, mendengar, atau menyaksikannya. Kematian adalah keniscayaan bagi siapapun yang sudah mengecap kehidupan. Hal ini ditegaskan oleh Sang Maha Hidup, "Setiap jiwa (yang bernyawa) pasti akan merasakan kematian...". Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka setiap kita akan mengalaminya. Kematian adalah sebuah pintu yang akan dimasuki/dilalui oleh setiap manusia. Ingatlah peringatan Allah dalam kitab sucinya! "Sesungguhnya kematian yang kamu berusaha lari daripadanya sungguh ia akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Tahu terhadap yang gaib dan yang nampak, maka akan diberitahukan kepadamu tentang apa yang kalian kerjakan (selama hidup)."

Kematian memang ditakuti baik oleh orang yang beriman maupun oleh orang yang ingkar. Hanya saja bedanya kalau orang yang beriman takut kematian bukan karena kematiannya itu sendiri, akan tetapi ia takut kalau-kalau saat kematian menjemput ia belum siap dengan bekal ketaqwaan dan amal shalih yang akan menyelamatkannya di hadapan Allah SWT kelak. Sedangkan orang yang ingkar takut kalau kematian akan memutuskan dia dari kenikmatan yang selama ini sudah ia raih, baik berupa kekayaan, ketenaran, maupun pangkat dan jabatan. 

Dengan ketakutannya orang beriman akan berupaya terus untuk memperbaiki amal ibadahnya, menambah yang kurang dan menyempurnakan yang sudah baik. Kematian yang tidak diketahui kapan dan dimana datangnya membuat orang beriman selalu menjaga dirinya agar tetap dalam ketaatan, memelihara diri agar tidak terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan. Ia sangat takut kalau kematian menjemput saat ia berbuat dosa yang menjadikannya mati dalam keadaan suul khaatimah (buruk akhir hidupnya). Ia senantiasa berharap dan berdo'a bisa mati dalam keadaan taat dan ibadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Cukuplah kematian itu sebagai nasihat." Ketika seorang mukmin menyaksikan ada orang lain, baik keluarga maupun tetangga ia selalu menjadikan itu sebagai pengingat bahwa suatu saat ia akan mengalami seperti apa yang dialami oleh orang lain tersebut. Bahkan, kalaupun ia tidak melihat ada orang yang meninggal ia akan senantiasa mengingatnya untuk motivasi agar ia terus beramal kebaikan.

Secara psikologis, orang yang beriman akan menyadari kalau hidupnya di dunia ini sangat terbatas. Hidup ini dibatasi oleh waktu yang sudah ditetapkan Allah SWT. mungkin 60 tahun, 70 tahun, mungkin kurang atau lebih dari itu. Dengan keterbatasan waktu inilah ia menyadarkan dirinya andai waktu yang sebentar ini tidak digunakannya untuk ketaatan maka ia akan menderita selama-lamanya nanti di akhirat. Ngeri sungguh ngeri. Maka, orang yang beriman akan sangat bersemangat untuk melakukan ibadah dan ketaatan karena ia tidak pernah tahu kapan kematian itu akan menjemputnya. Oleh karena itu seharusnya "janji" kematian bukan menjadikan kita lemas dan tidak bersemangat, justru kematian harus bikin hidup lebih hidup. 

Dalam hadits yang sudah sangat populer, Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, lapangmu sebelum sempitmu, waktu luangmu sebelumwaktu  sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."

Wallahu a'lam... :)