Minggu, 08 Februari 2015

Menembus Keterbatasan

Berulang kali saya mendengarkan pengalaman Mbak Asma Nadia di berbagai televisi juga di Youtube. Rasanya tidak ada rasa bosan di hati saya untuk terus menyimak dengan seksama. Seperti yang terjadi malam ini, Asma Nadia kembali muncul di tayangan TVONE di acara yang bertajuk "Satu Jam Lebih Dekat". Anehnya, saya bisa menyimaknya dengan baik dan antusias sehingga satu detikpun saya tidak mau terlewat. Padahal apa yang disampaikan oleh Asma Nadia sudah sering saya dengar disampaikan oleh beliau.

Bagi saya, ini adalah salah satu bukti bahwa saya, pertama, saya sangat mengidolakan Asma Nadia. Saya kagum sekali dengan beliau yang bisa menghasilkan begitu banyak karya yang hampir semuanya best seller. Subhanallah... Karya-karyanya (dalam bentuk buku) banyak menyentuh berbagai pihak. Karyanya mengalir bak air sungai yang tidak pernah kering. Padahal kalau kita dengar dari pengakuan beliau dan juga keluarganya, beliau tumbuh dan berkembang dalam keterbatasan. Bagaimana beliau waktu kecil begitu ingin untuk membaca sampai-sampai ia harus memungut kertas koran bungkus sayuran, bungkus cabe, tomat dan lain-lain hanya karena ingin membaca. Ia juga tiap hari hanya bisa melihat dari luar buku-buku yang ada di rumah baca dekat rumahnya karena ia tidak punya uang untuk menyewa buku-buku tersebut. Sampai suatu ketika ia dan kakaknya (Helvy Tiana Rosa) diusir oleh pihak pengelola rumah baca itu karena dianggap mengganggu karena tiap hari hanya melihat-lihat tanpa pernah meminjam buku. Dalam kondisi yang seperti itu Mbak Helvy bilang kepada adiknya ini bahwa suatu saat kita akan punya buku sebanyak ini dan kita akan membuat rumah baca yang bisa dinikmati oleh siapapun secara gratis. Dan cita-cita ini hari ini betul-betul terwujud, Asma Nadia dengan karyanya yang banyak dan rumah baca yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air.

Kedua, karena saya punya keinginan besar untuk menjadi seorang penulis yang produktif. Asma Nadia adalah sosok inspiratif bagi saya. Sejak kecil saya menginginkan dan bercita-cita untuk menjadi seorang penulis, sehingga setiap kali membaca buku saya selalu membayangkan suatu saat saya bisa menulis buku yang bukan hanya menghasilkan buku yang bermutu tapi juga bisa produktif. Saya sempat mengatakan bahwa dari setiap sepuluh buku yang ada di rak buku saya akan terselip karya saya sendiri. Cita-cita inilah yang menjadikan saya setiap kali mendengar talk show atau membaca buku tentang cara menulis buku saya mendengar dan membacanya secara antusias. Dan salah satu yang paling sering saya dengar pengalamannya adalah tentang Mbak Asma Nadia ini. 

Saat ini, alhamdulillah saya sudah mencoba menerbitkan buku yang dibantu oleh Penerbit Maghza Books Yogyakarta. Walaupun belum bisa masuk toko-toko buku bonafide tapi paling tidak ini menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus berkarya. Karena lahirnya buku ini juga merupakan pembuktian awal bahwa saya memang punya cita-cita yang terus saya peluk dan saya upayakan terus sampai saat ini. Ketidakpuasan dan kekurangan di sana-sini saya anggap sebagai sesuatu yang wajar dan itu dialami oleh semua penulis apalagi penulis pemula seperti saya. Saya berharap suatu saat nanti saya akan menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan diburu banyak orang.

Saya menyimpulkan bahwa ternyata keterbatasan ekonomi bahkan keterbatasan kesehatan seperti yang dialami Mbak Asma Nadia harusnya tidak menghalangi kita untuk mencapai impian dan cita-cita kita. Bahkan tidak sampai di sana, beliau juga menularkan ini kepada keluarganya. Suami beliau, Bapak Isa Alamsyah, adalah penulis yang juga hebat. Selain itu anak-anak beliau Putri Salsa dan Adam juga menjadi penulis-penulis yang tentu membuat saya dan mungkin juga keluarga-keluarga yang lain iri. Pencapaiannya sudah luar biasa. Bayangkan Ibunya Asma Nadia sampai sempat tidak makan siang hanya agar bisa membeli kan buku untuk anaknya. Begitu juga dengan banyak penyakit yang dideritanya, mulai dari gegar otak, jantung, tumor, paru-paru dan lain-lain yang itu semua tidak mengurangi semangat hidupnya dan semangatnya untuk menulis. Subhanallah....

Terima kasih sudah membuka www.amirmahmud.com. Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar