Selasa, 03 Februari 2015

Kematian

Kematian. Sebuah kata yang menggetarkan siapapun yang mengucapkan, mendengar, atau menyaksikannya. Kematian adalah keniscayaan bagi siapapun yang sudah mengecap kehidupan. Hal ini ditegaskan oleh Sang Maha Hidup, "Setiap jiwa (yang bernyawa) pasti akan merasakan kematian...". Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka setiap kita akan mengalaminya. Kematian adalah sebuah pintu yang akan dimasuki/dilalui oleh setiap manusia. Ingatlah peringatan Allah dalam kitab sucinya! "Sesungguhnya kematian yang kamu berusaha lari daripadanya sungguh ia akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Tahu terhadap yang gaib dan yang nampak, maka akan diberitahukan kepadamu tentang apa yang kalian kerjakan (selama hidup)."

Kematian memang ditakuti baik oleh orang yang beriman maupun oleh orang yang ingkar. Hanya saja bedanya kalau orang yang beriman takut kematian bukan karena kematiannya itu sendiri, akan tetapi ia takut kalau-kalau saat kematian menjemput ia belum siap dengan bekal ketaqwaan dan amal shalih yang akan menyelamatkannya di hadapan Allah SWT kelak. Sedangkan orang yang ingkar takut kalau kematian akan memutuskan dia dari kenikmatan yang selama ini sudah ia raih, baik berupa kekayaan, ketenaran, maupun pangkat dan jabatan. 

Dengan ketakutannya orang beriman akan berupaya terus untuk memperbaiki amal ibadahnya, menambah yang kurang dan menyempurnakan yang sudah baik. Kematian yang tidak diketahui kapan dan dimana datangnya membuat orang beriman selalu menjaga dirinya agar tetap dalam ketaatan, memelihara diri agar tidak terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan. Ia sangat takut kalau kematian menjemput saat ia berbuat dosa yang menjadikannya mati dalam keadaan suul khaatimah (buruk akhir hidupnya). Ia senantiasa berharap dan berdo'a bisa mati dalam keadaan taat dan ibadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Cukuplah kematian itu sebagai nasihat." Ketika seorang mukmin menyaksikan ada orang lain, baik keluarga maupun tetangga ia selalu menjadikan itu sebagai pengingat bahwa suatu saat ia akan mengalami seperti apa yang dialami oleh orang lain tersebut. Bahkan, kalaupun ia tidak melihat ada orang yang meninggal ia akan senantiasa mengingatnya untuk motivasi agar ia terus beramal kebaikan.

Secara psikologis, orang yang beriman akan menyadari kalau hidupnya di dunia ini sangat terbatas. Hidup ini dibatasi oleh waktu yang sudah ditetapkan Allah SWT. mungkin 60 tahun, 70 tahun, mungkin kurang atau lebih dari itu. Dengan keterbatasan waktu inilah ia menyadarkan dirinya andai waktu yang sebentar ini tidak digunakannya untuk ketaatan maka ia akan menderita selama-lamanya nanti di akhirat. Ngeri sungguh ngeri. Maka, orang yang beriman akan sangat bersemangat untuk melakukan ibadah dan ketaatan karena ia tidak pernah tahu kapan kematian itu akan menjemputnya. Oleh karena itu seharusnya "janji" kematian bukan menjadikan kita lemas dan tidak bersemangat, justru kematian harus bikin hidup lebih hidup. 

Dalam hadits yang sudah sangat populer, Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, lapangmu sebelum sempitmu, waktu luangmu sebelumwaktu  sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."

Wallahu a'lam... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar