Selasa, 10 Februari 2015

Rindu Berjamaah

Salah satu yang menjadi ciri khas sekolah yang berlabel Islam adalah adanya shalat berjamaah, terutama Shalat Dzuhur. Indah sekali saat kita bisa menyaksikan para peserta didik berwudhu dan berduyun-duyun masuk masjid, walaupun dengan kondisi mereka berisik. Tapi, inilah proses pembelajaran sesungguhnya. Kesabaran, pembiasaan, dan keteladananlah yang diperlukan oleh anak-anak didik kita. Walaupun mereka saat ini sampai keluar sekolah masih belum seperti yang kita harapkan tapi setidaknya di benak mereka akan tertanam dengan kuat pengajaran yang kita berikan dengan konsisten itu.

Namun, banyak di antara kita yang tidak sadar kalau kita perlu memberikan keteladanan dalam hal ini. Buktinya, ketika waktu shalat tiba, hanya satu dua orang guru saja yang peduli untuk menggiring anak ke masjid, memperhatikan mereka ketika berwudhu dan juga ketika shalat. Ini sebenarnya tugas yang sangat penting bagi semua guru, bukan hanya guru agama saja. 

Keteladanan guru ini akan sangat berpengaruh pada ketertiban anak-anak ketika shalat. Biasanya mereka akan lebih tertib kalau gurunya semua atau sebagian besar ikut serta dalam shalat berjamaah. Saya miris dengan kondisi yang ada di sekolah tempat saya mengajar SD maupun SMP yang ada saat ini. Sedih rasanya, kita yang berharap melahirkan generasi muslim Rabbani, yang tahu dan mau mengamalkan ajaran Islam, sementara kitanya sendiri yang diharapkan bisa membawa perubahan sikap, akhlak dan perilaku justru memberikan contoh yang tidak baik. Bahkan kadang shalat malah di akhir waktu. Dan itu juga tidak dilakukan di masjid tapi di kelas atau di kantor.

Saya rindu sekali, ketika waktu shalat tiba dan adzan sudah berkumandang, seluruh stakeholders , mulai dari kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, OB, dan lainnya meninggalkan semua pekerjaannya dan bergegas untuk melaksanakan shalat. Biarkan satpam atau security saja yang menjaga sekolah. Toh, tidak begitu lama kita shalat, maksimal 10 sampai 15 menit. Coba bayangkan, rasakan bagaimana damainya suasana sekolah kita kalau semuanya turun untuk memberi keteladanan yang baik kepada anak didik. Karena kita harus ingat bahwa pendidikan bukan hanya menyampaikan ilmu, bukan hanya membuat anak itu tahu, tapi juga yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak kita bisa mengamalkan ilmu yang diperolehnya. Dan usia mereka membutuhkan keteladanan kita.

Ingat saudara-saudaraku, kenapa Indonesia carut marut saat ini? Menurut saya, salah satunya karena kita guru-gurunya lebih memperhatikan bagaimana mengasah otak anak, tapi kita lupa untuk mengasah watak dan karakter anak. Mengajar hanya untuk nilai di raport dan ijazah, tanpa berpikir bagaimana anak-anak kita bernilai baik dalam mengamalkan apa yang diketahuinya dalam kehidupan sesungguhnya. Maka, ketika kita mengajar mereka di depan kelas, hal terpenting yang harus ditekankan kepada anak adalah, apa yang bisa kita amalkan dari pembelajaran kita hari ini? Sebagai contoh, dalam hal ini, kalau anak kita ajarkan apa keutamaan shalat berjamaah dan bagaimana cara shalat berjamaah, maka hal terpenting setelah itu bagaimana agar anak mau melaksanakan shalat berjamaah tanpa harus dipaksa. Bagaimana mereka mau melakukannya tanpa harus dipaksa atau diomelin dulu.

Mari berjamaah lagi ya friend!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar