Minggu, 09 Februari 2014

Sederhana

Sederhana. Satu kata yang kedengaran "sederhana" tapi semua orang suka kepada orang yang "sederhana". Perasaan ini seringkali berbanding terbalik dengan keinginan kita secara pribadi. Orang yang masih dalam posisi suka dipuji, ingin dihormati, dan ingin disanjung biasanya menginginkan kalau hidupnya bisa dijalani dengan serba wah. Ia ingin orang lain tahu kalau dirinya kaya, dirinya berpunya, hartanya banyak, dan status sosialnya tinggi. Dari mulai kepemilikan rumah, kendaraan, sampai gadget kalau bisa tiap bulan atau bhkan tiap minggu bisa ganti. Ini menunjukkan dengan jelas kalau dia ingin dibilang bahwa apa yang dia punya lebih daripada apa yang dimiliki orang lain. Sikap ini tentu sangat jauh dari kesan kata "sederhana".

Sebaliknya, kalau kemewahan itu ditunjukkan oleh orang lain justru kita tidak suka terhadap orang itu. Kita tidak pernah simpatik kepada orang yang hidupnya menunjukkan kemewahan, walaupun kita tahu orang itu memang benar-benar kaya. Jadi, ternyata semua orang suka akan kesederhanaan yang ditunjukkan oleh orang lain. Tapi, untuk diri kita sendiri kita kadang begitu sulit untuk mengendalikan diri untuk tetap low profile. 

Kesederhanaan membuat hidup kita lebih nyaman, karena kita hidup di atas kendali diri sendiri. Kita tidak lagi memusingkan apa pendapat orang lain tentang gaya hidup kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita hidup dalam aturan yang benar sesuai keharusan dari Allah dan Rasul-Nya. Bukan hidup yang penuh kemunafikan karena landasan keinginan dan nafsu belaka. Hidup ini dari Allah, untuk Allah, dan karena Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar