Senin, 03 Februari 2014

Jadilah Contoh yang Baik

Pagi kemarin, anak saya bercerita banyak tentang keadaan teman-temanya di sekolah. Ia menceritakan kalau teman-temannya berencana mau membawa rokok ke sekolah. Saat istri saya bertanya, kenapa teman-temannya kok berencana bawa rokok, padahal kan tidak boleh apalagi masih kecil. Dia bilang, kalau teman-temannya mau meniru salah seorang gurunya yang sering merokok di hadapan mereka dengan bentuk asap bermacam-macam yang keluar dari mulutnya. Astaghfirullah... Kami menghela nafas mendengar penuturan polos anak kami. 

Apa yang ada di benak Sahabat melihat kenyataan ini? Ini adalah hal yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, anak-anak dengan usia yang sangat belia sudah meniru hal-hal yang tidak baik dari seorang guru. Bagaimana nantinya kalau mereka meniru lebih banyak lagi hal-hal negatif? Sungguh mengerikan. 

Sejatinya, setiap guru punya tanggung jawab yang besar agar tidak memberikan contoh yang buruk kepada anak-anak didiknya. Guru adalah panutan anak di sekolah. Ia digugu dan ditiru apapun yang diucapkan dan dilakukannya. Maka sebagai guru kita dituntut lebih berhati-hati dalam melakukan segala hal. Mungkin ada yang berpikir, yang penting tidak di depan anak-anak saja. Artinya, kalau di depan anak-anak kita baik sementara kalau tidak ada anak-anak yang melihat kita bebas melakukan apapun.

Ini adalah paradigma yang salah. Guru yang masih berpikiran seperti itu menandakan kalau karakter baik belum melekat dalam dirinya. Semestinya, ada atau tidak ada anak didik yang melihat kita, kita tetap berbuat baik. Dan kalau ini yang terjadi maka apa yang kita sampaikan kepada anak-anak akan sangat melekat di hati dan jiwa anak. Kok bisa? Yaiyalah... Kalau apa yang kita katakan adalah sesuatu yang kita lakukan maka saat kita mengatakannya akan penuh tenaga dan mantap. Sebaliknya, kalau apa yang kita katakan bukanlah yang kita lakukan maka saat mengatakannya kita akan hambar dan tidak akan sampai ke hati anak.

Dengan demikian, seorang guru harus terus melakukan introspeksi diri dan perbaikan diri yang berkesinambungan. Berikanlah anak-anak didik kita pengajaran yang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar