Menulis buku
berbeda dengan menulis artikel sepanjang 4 sampai 5 halaman. Menulis buku juga
berbeda dengan menulis karya ilmiah yang panjangnya hanya 10-20 halaman. Akan
tetapi buku juga tidak harus mencapai 100 halaman, 200 halaman atau lebih.
Banyak buku yang tebalnya kurang dari 100 halaman dengan pertimbangan biaya
produksi yang tidak terlalu besar dan lebih ringan untuk dibaca.
Yang perlu
diingat, isi buku haruslah bermutu. Buku haruslah menjadi sesuatu yang bisa
dinikmati oleh pembaca, bagus luarnya cantik juga isinya. Gagasan sebuah buku
mutlak harus bermutu. Janganlah kita beranggapan karena banyaknya buku yang
kurang bermutu tapi diterbitkan, kemudian kita ikut-ikutan menerbitkan buku
dengan modal nekat dan tidak memperhatikan mutu yang bagus. Keberanian untuk
maju menulis merupakan modal utama, akan tetapi juga jangan cuek terhadap
kualitas. Kita harus terus belajar untuk memperbaiki mutu yang belum baik.
Kenapa saat ini
banyak buku-buku bermutu rendah tapi tetap diterbitkan? Paling tidak ada 3
alasan yang menyebabkan terjadinya hal ini. Pertama, penulis sudah
memiliki nama. Kedua, karena gagasan yang disampaikan buku tersebut
adalah isu yang sedang hangat-hangatnya. Sehingga tanpa disadari setelah buku
tersebut dibeli barulah terlihat kelemahan-kelemahan yang ada. Ketiga, karena
ada hubungan yang baik antara penulis dengan editor sebuah penerbit.
Setiap orang
punya potensi masing-masing untuk menulis apa yang menjadi passionnya.
Jangan pernah kerdilkan kemampuan kita dengan anggapan bahwa penulis haruslah
seorang yang sudah tenar, punya nama, dan posisi yang prestisius. Lebih jujur
dalam menulis saya pikir akan lebih baik. Tulislah apa yang kita alami dan kita
rasakan sesuai dengan posisi dimana saat ini kita berada, kita bekerja, dan
berkarya. Berikan informasi yang mungkin belum diketahui secara detail tentang
pekerjaan yang kita lakukan saat ini. Yakinlah tulisan tersebut akan sangat
bertenaga dan menarik.
Ada beberapa
saran agar sebuah buku yang kita tulis menarik bagi pembaca:
1. Pastikan Gagasan
Anda:
- Prediktif
- Ditunggu-tunggu pembaca
- Mendesak
- Diperlukan untuk satu keadaan
tertentu
- Mengandung unsur baru.
2. Pastikan
Tujuan Anda Menulis Buku
Tujuan dalam
menulis buku menjadikan kita menjiwai setiap huruf yang kita tulis, setiap
titik dan koma yang kita bubuhkan. Tujuan membuat mata batin kita lebih tajam
dan tulisan lebih mengalir dengan alami dan jujur.
3. Pelajari Tipe
Penerbit
Kirimkan tulisan
kita kepada penerbit yang mempunyai kecenderungan sesuai dengan genre tulisan
yang kita buat. Hal ini akan membuat tulisan kita lebih besar kemungkinannya
untuk diterbitkan.
4. Kumpulkan
Bahan Selengkapnya
Lengkapi bahan
sebelum kita menulis. Hal ini untuk menghindari kemacetan ketika kita menulis.
Menulis buku tidak bisa dilakukan sambil lalu. Ia harus dilakukan secara total.
5. Buat Kerangka
Karangan
Buatlah kerangka
atau outline secara detail sebelum kita menulis agar arahnya lebih jelas dan
fokus tidak melebar kemana-mana.
6. Buat Jadwal
dan Target
Jadwal dan
target akan mejadikan kita bisa menyelesaikan buku yang kita tulis dalam waktu
yang tepat. Kita akan lebih disiplin menulis.
7. Ciptakan
Strategi Menulis
Tulislah
bagian-bagian yang menurut kita mudah terlebih dahulu. Ikutilah alur outline
yang kita buat sehingga pada akhirnya kita bisa menyatukan kepingan-kepingan
yang kita tulis menjadi satu kumpulan materi buku yang utuh. Tidak masalah kita
menulis dari awal, tengah, atau bahkan akhir.
8. Manajemen
Rasa Bosan
Ketika kita
mulai bosan menulis, maka peran penentuan tujuan yang disebutkan pada point
kedua menjadi sangat penting adanya. Rasa bosan memang manusiawi dan bisa
dirasakan oleh siapa saja, tapi tujuan yang besar akan menjadikannya sirna dan
mood kita akan kembali muncul.
9. Bila Lelah,
Istirahatlah, tapi Jangan Ubah Target Anda
Beristirahatlah
sambil berpikir dengan lebih santai. Tenangkan diri kita, mungkin dengan
membaca Al-Qur’an, shalat, atau berolahraga ringan. Tapi, hal itu jangan sampai
membuat kita terlena dan keluar dari target yang sudah ditentukan.
10. Buatlah Back
Up File
Hal ini penting
karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan komputer kita.
Barangkali tiba-tiba kena virus, atau terjadi kesalahan lain yang membuat
naskah yang kita buat raib begitu saja. Tentu ini akan sangat mengesalkan.
Sumber : Buku "Follow Your Passion: Be a Writer" Dr. Saifur Rohman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar