Sabtu, 01 September 2012

Pahami Psikologis Anak

Tidak ada orang tua yang rela kalau anaknya dimarahi orang tanpa sebab yang jelas. Begitu juga yang terjadi pada saya juga istri saya. Malam kemarin istri saya cerita kalau anak kami, Ihsan, cerita kalau hari itu di sekolah ada yang membuat dia trauma yang membuat dia pada hari ini tidak mau berangkat sekolah. Ceritanya, hari Jum'at ada teman sekelasnya Ihsan, sebut saja namanya Bayu membawa HP ibunya ke sekolah tanpa sepengetahuan ibunya. Ibunya datang ke sekolah, masuk ke kelas anaknya sambil marah-marah bahkan memukulnya. Nah, dalam keadaan itu, Ihsan datang dan entah ekspresi apa yang ditunjukkan Ihsan tiba-tiba Ibunya Bayu tersebut marah-marah juga sama Ihsan, katanya sambil melotot, bertanya anaknya siapa dan tinggal dimana, malah kata Ihsan sampai mengancam mau memukul Ihsan kalau tidak menjawab pertanyaannya. 

Memang selama ini Ihsan tidak pernah mendengar kata-kata kasar, baik dari kami orang tuanya juga dari orang-orang di sekitarnya, baik itu guru, teman-teman maupun tetangga. Mungkin ia agak sok saat ia tidak punya maksud apa-apa tapi kemudian ia dimarahi begitu saja.

Ada beberapa hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini. Pertama; Perhatian pihak sekolah dalam hal ini pendidik dan tenaga kependidikan sangat diperlukan, karena bagaimanapun mereka adalah penanggung jawab penuh selama ada di sekolah. Kedua; Orang tua hendaknya memahami psikologi seorang anak, walaupun secara sederhana, mesti setiap orang bisa merasakan dan tahu apa yang sepatutnya dilakukan kepada anak-anak, baik kepada anak sendiri maupun kepada anak orang lain. Ketiga; Seseorang harus tahu keadaan dan waktu yang tepat untuk memberi sanksi yang tepat kepada anak. Selain itu sanksi yang diberikan pun harus yang mendidik. Gitu kira-kira.... hehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar