Alhamdulillah... Itulah kata yang tak henti-hentinya saya ucapkan dalam hati. Senang dan bahagia rasanya dengan anugerah ini, teriring do'a semoga pada saatnya nanti tidak ada halangan yang berarti. Keinginan untuk bisa menginjakkan kaki di tanah haram Mekah dan Madinah adalah satu keinginan yang terus menggebu di dalam hati ini. Do'a senantiasa saya panjatkan agar Allah berkenan mengabulkannya.
23 Desember yang lalu adalah saat dimana kabar gembira itu datang. Seorang ibu dimana dulu saya mengajar ngaji anak dan keluarganya datang dan dengan agak berbisik beliau bertanya: "Pak Amir, sudah pernah umrah belum?" Saya jawab: "Belum Bu..." Beliau bilang lagi: "Nanti ya, bulan Januari tapi tahun 2016." Saya tidak mampu berkata apa-apa selain ucapan terima kasih dan rasa syukur yang tak terhingga.
Betapa tidak, saya yang dari sisi ekonomi rasanya tidak mungkin untuk bisa menunaikan umrah yang minimal harus mengeluarkan uang sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,-, bahkan untuk biaya dimana saya diajak harganya adalah Rp. 21.000.000,- itu sudah plus Dubai. Padahal harga itu adalah harga promo. Subhanallah... Sampai hari kemarin untuk membuat paspor di imigrasi saja saya diurus oleh beliau berikut biaya pengurusan paspor tersebut.
Bagi yang membaca, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda. Ini hanyalah ungkapan rasa syukur saya atas "rezeki" yang tidak disangka-sangka ini. Saya tidak merasa sudah bertakwa dengan mendapatkan ini. Justru saya menjadi seperti diingatkan bahwa saya harus meningkatkan kualitas taqwa saya kepada Allah. Saya tidak pernah mengidentifikasi diri sebagai orang baik atau orang yang sudah baik. Saya masih jauh dan sangat jauh. Oleh karenanya, saya harus sadar diri kalau ini adalah alarm dari Allah kalau saya harus meningkatkan ketaqwaan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Dengan demikian, mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan, kelonggaran, kelancaran, dan derajat kemuliaan yang lebih tinggi daripada yang sudah diraih saat ini. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar