Selasa, 01 April 2014

Responsif yang Nyebelin

Responsif. Kata ini bisa mengesankan dua hal, ada orang yang responsif terhadap suatu kejadian kemudian dia berusaha untuk memberi solusi cepat terhadap permasalahan yang ada. Di samping itu ada juga orang yang responsif tapi nyebelin. Kok bisa sih? Ya, bisa saja. Dan ini terjadi di lingkungan tempat saya bekerja. Ada beberapa contoh yang bisa menggambarkan sikapnya ini:

  • Hampir setiap ada yang jualan dengan penyampaian promosi yang menarik ia akan membelinya berapapun harga barang yang ditawarkan walaupun ia tahu kalau barang yang ia beli kurang begitu bermanfaat baginya.
  • Kalau temannya mempunyai barang yang menarik, seperti buku atau barang lainnya ia akan berusaha mendapatkannya walaupun temannya itu sudah berusaha menahannya.
  • Kalau ada perkataan atau sikap rekan kerjanya yang sedikit menyinggung ia akan meresponnya dengan sangat keras dan tanpa klarifikasi.
Nah, itu saudara-saudara sebagian dari sikapnya yang seringkali nyebelin bagi saya dan mungkin teman-teman yang lainnya. Dalam beberapa keadaan ia selalu menempatkan dirinya sebagai objek penderita atau sebagai korban. Kalau ada informasi yang terlambat ia ketahui dan kebanyakan orang lain sudah mengetahui ia akan langsung menyerang beberapa orang di sekitarnya dengan mengatakan bahwa teman-temannya sentiman kepadanya karena tidak memberikannya informasi. Ia selalu menempatkan dirinya seolah-olah dia diabaikan dan hanya dia yang diperlakukan seperti itu. 

Menghadapi orang seperti ini memang mudah-mudah sulit sebenarnya. Orang macam ini akan mudah terjebak dengan perkataannya sendiri, karena ia kurang memikirkan apa yang akan dia ucapkan apalagi dengan resiko yang akan ia peroleh dari perkataan dan sikapnya. Dia akan sangat sering dipermalukan karena sikapnya sendiri yang gegabah dan ceroboh. 

Untuk menghadapi orang seperti ini kita tidak usah mengikuti gayanya dia, santai saja. Emosinya yang seringkali meletup-letup akan memudahkan kita untuk mencari celah agar dia bisa "ditaklukkan". Celah itulah nanti yang akan membuatnya menyadari kekeliruannya. Jadi, sekali lagi, woles aja bro...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar