"Setiap kalian adalah pemimpin...". Itulah yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW., seorang pemimpin besar dunia suri tauladan ummat manusia. Setiap kita, apapun posisi, status sosial dan jabatannya, adalah pemimpin. Artinya, kita semua masing-masing punya tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan amanah kepemimpinan tersebut. Posisi yang kita tempati saat ini bukan untuk membedakan mana yang lebih terhormat ataupun mana yang dari golongan biasa-biasa saja. Mana bangsawan mana rakyat jelata. Mana yang berkulit putih dan mana yang berkulit hitam. Mana tuan dan mana budak. Mana majikan dan mana pembantu. Sama sekali tidak! Tidak begitu. Nabi SAW pernah mengingatkan bahwa orang Arab tidak lebih unggul dari non Arab, begitupun sebaliknya, kecuali dengan ketaqwaannya.
Kita diciptakan dengan posisi berbeda hanya untuk berbagi tugas. Kita berperan sesuai tugas dan skenario yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Bahkan kita dibedakan penghidupan dan pendapatannya oleh Allah agar kita saling memanfaatkan antara satu dengan yang lainnya. Bukan memanfaatkan dalam konotasi negatif, tapi untuk saling membantu sebagai makhluk sosial yang tentu tidak bisa dan tidak mungkin hidup sendiri. Bayangkan kalau orang kaya semuanya apa yang akan terjadi? Begitupun kalau semuanya miskin, apa pula yang akan terjadi? Subhanallah... Maha Suci Allah yang telah mengatur semua dengan sebaik-baiknya. Sehingga roda kehidupan ini tetap berjalan dengan normal dan nyaman.
Apakah itu artinya kita harus nrimo saja denga semua yang kita terima tanpa berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik? Tentu tidak. Kehidupan ini berputar bak roda pedati. Adakalanya kita di atas, adakalanya di bawah. Allah SWT memperputarkan semuanya dari waktu ke waktu. Kadang suatu waktu kita begitu berjaya, banyak harta, dengan kedudukan yang tinggi, tapi ada saatnya kita juga harus merasakan kondisi kesulitan, kekurangan harta, turun jabatan dan mungkin tidak dihormati orang. Yang paling penting bagi kita dalam posisi apapun adalah berusaha untuk mempersembahkan yang terbaik dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai tugas kita saat ini. Mungkin kita tidak selamanya bisa kaya. Mungkin juga kita tidak selalu berada dalam jabatan yang tinggi dan dihormati. Tapi, kita sangat mungkin untuk selalu merasakan kebahagiaan dan kepuasan menjalani hidup ini. Bukan karena harta ataupun kedudukan, akan tetapi karena kita punya 2 kunci yang selalu kita pakai untuk meraih kebahagiaan hidup.
Kedua kunci itu adalah, yang pertama; karena kita pandai bersyukur. Syukur adalah kunci yang sangat ampuh untuk selalu merasa bahagia saat kita berada dalam kejayaan, dan menjadi rem yang pakem agar kita tidak sombong apalagi sampai lupa diri. Bahagia yang kita rasakan, dengan adanya rasa syukur ini merupakan kebahagiaan yang suci dan hakiki. Kebahagiaan yang tidak luntur kena hujan ataupun lekang kena panas. Kunci yang kedua; karena kita pandai bersabar. Dalam kondisi yang serba sulit, seorang mukmin tidak akan tercerabut dari kebahagiaannya karena ia punya kunci sabar di dalam dirinya. Ia tidak akan mengeluh dengan kekurangan, kesulitan, keterpurukan, dan rasa sakit yang menimpanya. Kalau sudah seperti ini, hidup ini akan terasa ringan, nikmat, bahkan akan menjadi surga sebelum surga.
Dengan bermodal syukur dan sabar, maka dimana pun kita berada, kita akan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya. Sekecil apapun pekerjaan itu kalau dilakukan dengan tanggung jawab dan amanah sebagai seorang pemimpin di lingkup profesinya, ia akan sanggup melahirkan sesuatu yang luar biasa dan memberi kepuasan baik kepada dirinya sendiri maupun orang yang dipimpin di lingkungan kepemimpinannya.
Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk kembali mengeluh. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kecil atau dikecilkan. Tidak ada alasan untuk merasa rendah diri. Tidak ada alasan untuk mempersembahkan kerja yang asal-asalan. Semua harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab, kesungguhan, keseriusan, dan penuh dedikasi. Karena semua kita adalah pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar