Rabu, 18 Juli 2012

Bahagia Menyambut Ramadhan


Setiap kali Ramadhan datang hati ini terasa disiram air kehidupan yang sangat menyejukkan. Air yang menghidupkan jiwa. Air yang menentramkan hati. Air yang menghapuskan dosa. Tenaaaang rasanya jiwa ini. Bahagiaaa rasanya hati ini. Walau dosa memenuhi diri, ada harap besar bahwa Allah akan mengampuni. Ada asa yang tinggi kalau Dia akan memaklumi. Malu memang diri ini meminta ampunan saat noda terus dibuat dalam setiap jengkal kehidupan. Hanya saja janjinya kalau Ia akan mengampuni semua dosa menjadi energi yang luar biasa untuk terus memupuk asa dan harap untuk bisa bersih kembali.

Ah, mungkin bahasa ungkapan kebahagiaan ini terasa tidak indah sama sekali, akan tetapi indahnya kebahagiaan akan datangnya bulan penuh rahmat, ampunan dan keberkahan begitu indah terlukis di dalam hati ini. Semoga hamba yang lemah ini akan menjadi bagian dari orang-orang yang terselamatkan diri dan jiwanya dari panasnya apai neraka, baik neraka kehidupan di dunia maupun neraka akhirat nanti. Harap besar ini lahir dari keyakinan akan kebenaran sabda sang baginda Nabi Besar Muhammad SAW, bahwa,"Barangsiapa yang berbahagia dengan masuknya/datangnya bulan suci Ramadhan maka jasadnya haram disentuh oleh api neraka."

Selalu ada tekad yang kuat untuk bisa memperbaiki di bulan Ramadhan yang tiap tahun menyapa. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Bertekad untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas ibadahnya. Bartekad untuk memperbanyak sedekah dan kebaikan kepada sesama. Bertekad untuk terlahir kembali menjadi manusia yang lebih baik. Semoga tekad ini akan betul-betul bisa saya laksanakan dengan konsisten sehingga Ramadhan tahun ini akan menjadi titik balik untuk menjadi manusia yang meraih kesuksesan besar baik dunia maupun untuk bekal di akhirat. 

Saya ingin kembali menikmati Ramadhan yang indah seperti saat-saat kecil di kampung dulu. Ingin selalu menamatkan Al-Quran minimal satu kali. Ingin rasanya berbuka dan sahur bersama keluarga. Sudah lama kebersamaan itu dinanti, keinginan tinggallah keinginan. Bertahun-tahun asa itu belum terwujud juga sampai saat ini. Hati saya menangis dikala saya tiap Maghrib harus berbuka di Musholla dekat rumah dan itu pun hanya minum dan makan semacam bakwan. Tidak ada makan besar sampai sahur menjelang. Sahur hanya makan sendiri nasi warteg yang saya beli agak jauh dari rumah. Seringkali saya harus makan berkuahkan air mata karena teringat akan keluarga nun jauh di sana. Saya harus menangis haru saat rasa kangen itu mendera dan mengoyak hati ini begitu dalam. 

Ya Allah.... Ya Allah... Engkau yang lebih tahu kapan keindahan itu datang. Saya yakin semua akan indah pada waktunya. Saya yakin pertolongan-Mu tidak akan salah waktu. Istiqomahkan hati saya ya Allah...

Buat Sahabat TRTS, Selamat Menunaikan Ibadah Shaum Ramadhan 1433 H...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar