Minggu, 29 Juli 2012

Puasa Lidah

سَلاَمَةُ الْإِنْسَانِ فِيْ حِفْظِ اللّسَانِ
"Selamatnya seseorang tergantung pada kemampuan menjaga lidahnya"

Begitulah ungkapan Arab mengatakan. Bahwa kalau seseorang dirinya mau selamat, maka ia harus mampu menjaga lidahnya. Begitu besar bahaya lidah kalau kita tidak benar-benar mengendalikannya. Banyak konflik terjadi karena perbuatan lidah. Saat lidah ini menyakiti orang lain maka potensi konflik demikian besar. Sampai-sampai Ibnu Mas'ud RA., pernah mengatakan,"Demi Allah, tidak ada di dunia ini sesuatu yang harus lebih diperhatikan daripada lidah."

Seseorang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam. Demikian isi dari salah satu hadits Rasulullah SAW.  Demikian pentingnya menjaga lidah ini sampai-sampai Rasul mengaitkannya dengan urusan dan kualitas keimanan kita.  Maka berhati-hatilah dalam berbicara dan berucap, karena setiap ucapan yang kita keluarkan akan selalu diawasi dan dicatat oleh Malaikat Raqib dan 'Atid. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Qaf ayat 18: 

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Dalam sebuah hadits bahkan Rasulullah SAW menjamin bagi siapapun yang bisa menjaga lidah dan kemaluannya, mereka akan masuk surga. "Barangsiapa yang bisa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lidah), dan apa yang ada di antara kedua pahanya (kemaluan), maka aku jamin ia akan masuk surga." Subhanallah... Maka berkata baik mutlak harus kita lakukan kalau kita mau selamat di dunia maupun di akhirat.

Para Salafussalih yang hidup dalam naungan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW selalu menimbang setiap perkataan yang akan mereka ucapkan. Mereka senantiasa memuliakan ucapan-ucapan mereka. Ucapan mereka adalah dzikir, pandangan mereka adalah ketepatan, dan diam mereka adalah perenungan. Alangkah meruginya mereka yang tidak pernah menimbang setiap perkataannya, karena boleh jadi hal itu akan membawa dirinya pada kesedihan dan kegelisahan. Tanpa mempertimbangkan efek yang ditimbulkan dari perkataan kita bisa jadi kita akan jatuh pada kedustaan, perkataan kotor, perkataan yang menyakiti, gosip, sumpah palsu, perkataan yang kasar dan berbagai bentuk dosa yang ditimbulkannya.

Dalam Surah Al-Isra ayat 53, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berkata dengan perkataan/ ucapan yang lebih baik (benar). Nah, sekarang pertanyaannya, seperti apakah ucapan yang baik itu? Dalam Al-Qur'an paling tidak ada 6 istilah yang termasuk ke dalam kategori perkataan/ ucapan yang baik:
  1. Qaulan Sadiida = Perkataan yang benar. Ukuran benar tentu harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an, Sunnah dan ilmu pengetahuan yang berdasar.
  2. Qaulan karima = Perkataan yang mulia. Artinya kata-kata yang kita ucapkan hendaknya yang sopan, baik dan indah, bukan kata-kata kotor dan jorok.
  3. Qaulan layyina = Perkataan yang lemah lembut. Janganlah berkata dengan kata-kata yang kasar, karena boleh jadi walaupun itu benar tidak akan bisa diterima oleh orang yang kita ajak bicara.
  4. Qaulan baliighaa = Perkataan yang menyentuh. Usahakan ketika kita berkata, perkataan kita benar-benar sampai ke hati orang yang kita ajak bicara. Jangan bicara dengan perkataan yang dangkal.
  5. Qaulan maisuuraa = Perkataan yang mudah dicerna. Seringkali karena kefakarannya atau karena ingin disebut intelek seseorang berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti oleh audiensnya. Padahal Rasulullah SAW sudah mengingatkan," Sampaikanlah kepada manusia sesuai dengan kadar kemampuan berpikir mereka."
  6. Qaulan tsaqiila = Perkataan yang berbobot. Jangan sekali-kali bicara asbun (asal bunyi). Pastikan apa yang kita katakan punya bobot nilai dan manfaat sekaligus bisa memotivasi orang yang kita ajak bicara.
Semoga dengan masuknya kita di bulan Ramadhan ini, kita akan menjadi insan yang tidak hanya merasakan lapar dan dahaga saja, tapi diharapkan kita juga akan bisa menjaga lidah kita dari kemaksiatan dan kesemena-menaan dalam berbicara, kini dan nanti, sekarang ketika berpuasa maupun nanti setelah Ramadhan meninggalkan kita. Amiin...

Wallahu a'lam...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar