Penghalang #2: Takut Gagal
"Kegagalan pada hakikatnya bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, tetapi ia adalah jembatan untuk melewati jalur tercepat menuju kesuksesan." (Imam Munadi)
Kata "gagal" memang sering menjadi momok yang menakutkan bagi siapapun yang mau memulai sesuatu. Bagi yang belum paham hakikat kegagalan, ini akan menjadi batu ganjalan yang besar dalam perjalanan menuju sukses. Padahal, sebenarnya kegagalan dan kesuksesan itu ibarat dua mata uang. Jadi, kalau begitu kegagalan itu ada bukan untuk ditakuti ataupun jadi penghalang, justru kita jadikan kegagalan itu sebagai kesempatan kita untuk belajar. Setiap kesuksesan besar pasti selalu didahului dengan kegagalan-kegagalan besar. Setiap kita pasti pernah gagal, dan hal itu sangat wajar dalam kehidupan. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita saat menghadapi kegagalan itu.
Ada orang yang mengambil hikmah dari kegagalan yang dialaminya sehingga ia bisa melakukan hal yang lebih baik. Ada juga orang yang terpuruk dan "terduduk lesu" saat ia mengalami kegagalan. Ia beranggapan bahwa ia memang tidak layak untuk jadi orang sukses. Perlu diingat kembali, bahwa, bukan berapa kali kita terjatuh, tapi berapa kali kita bangkit setelah kita terjatuh.
Bahkan lebih ekstrim lagi barangkali, orang-orang sukses malah menjadikan kegagalan itu sebagai sebuah "keharusan". Apa sebab? Mereka mengatakan bahwa sukses tanpa kegagalan itu terasa hambar. Bagaikan masakan tanpa garam. Kesuksesan akan terasa begitu indah dan nikmaaat kalau kita sudah berulang kali gagal. Maka pada saat kegagalan demi kegagalan itu datang mereka sampai pada titik harapan yang begitu tinggi, hatinya menjeriiit.... Sampai pada satu pertanyaan: "Kapankah kesuksesan itu bisa saya raih?" Atau seperti yang dikatakan oleh Rasul dan para sahabatnya saat perjalanan dakwah begitu sulit dan banyak sekali rintangan, mereka menjerit, menghunjamkan do'a dan berkata: "Kapankah pertolongan Allah itu akan datang?" Setelah itu dilewati dan kemenangan serta kesuksesan itu datang nikmatnya tiada tara. Sungguh enak, sungguh indah, sungguh membahagiakan.
Tapi, itu pun bukan berarti kita harus sengaja "menggagalkan diri" atau "pura-pura gagal", kalau memang kita bisa mengantisipasi kegagalan itu lebih baik tentunya. Sepanjang di sana ada upaya, ikhtiar yang sungguh-sungguh dan perjuangan yang luar biasa. Kita tidak hasrus selalu gagal sebagaimana yang sudah dialami oleh orang lain. Justru dengan melihat orang lain gagal dalam satu bidang tertentu, kita bisa belajar dari kegagalan yang orang lain alami agar kita tidak mengalami kegagalan yang sama. Ibaratnya kita bisa melipat waktu agar sekian banyak kegagalan orang lain bisa kita pelajari untuk kemudian kita ambil ibrah dan kita melakukan hal yang lebih baik. Kalau itu sudah bisa kita lampaui, maka tugas kita adalah bagaimana kita membuat sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan orang dan siap untuk meraih kesuksesan yang lebih besar walaupun harus mengalami kegagalan. Dan setelah itu kita bangkit sebagai sosok yang berbeda dan mempunyai nilai lebih dibanding orang lain.
Next... Penghalang Kesuksesan (3); [Penghalang #3: Malas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar