Jumat, 10 Januari 2014

Jangan Banyak Alasan!

Alasan. Sebuah kata yang bisa berkonotasi positif bisa juga berkonotasi negatif. Alasan biasanya dibuat untuk menguatkan suatu pendapat atau kebijakan yang dibuat oleh seorang pemimpin dengan harapan apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik tanpa protes atau hujatan. 

Alasan dapat dibagi menjadi 2 bagian. Ada alasan yang masuk akal karena disampaikan dengan jujur dan tidak dibuat-buat, ada pula alasan yang memang dibuat hanya untuk menyembunyikan sebuah kebohongan. Alasan yang jujur dapat berfungsi untuk menguatkan suatu pendapat agar orang lebih yakin terhadap gagasan atau apa yang kita lakukan. Misalnya, ketika pemerintah menerapkan kebijakan kenaikan harga BBM, kalau alasan yang diberikan logis dan tidak dibuat-buat maka rakyat akan menerimanya dengan rela. 

Sebaliknya, ketika alasan dibuat untuk menutupi kebohongan maka ia akan terasa janggal, tidak logis dan tidak masuk akal. Orang yang membuat-buat alasan biasanya ia akan terus "berkreasi" membuat alasan-alasan baru untuk menutupi alasan bohongnya yang pertama dan seterusnya. Dan kita yang mendengar sebenarnya bisa dengan sangat mudah menelusuri kebohongan itu kalau kita mau lebih jeli melihatnya. Karena alasannya biasanya cenderung maksa dan tidak logis. 

Dalam kehidupan sehari-hari juga kita sering menemukan orang-orang yang berpikiran dangkal -atau mungkin bahkan kita yang melakukannya- membuat banyak alasan. Alasan pendidikan rendah, muka gak cakep, kemiskinan, keturunan, dan lain sebagainya seringkali kita jadikan alasan kita tidak bisa meraih sukses seperti yang orang lain dapatkan. Padahal, kalau kita mau buka mata buka telinga kita akan menemukan beribu-ribu bahkan mungkin berjuta-juta orang yang sukses padahal berasal dari golongan yang "tidak beruntung". Maka. stolah beralasan yang akan menghalangi kita mengeksplore sisi terbaik yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena hal itu bisa menjadi indikasi apakah kita termasuk orang bersyukur atau tidak. Bersyukur karena kita menggunakan potensi besar yang Allah anugerahkan kepada kita, atau malah kita akan dicap kufur karena kita "malas" menampilkan potensi terbaik yang kita miliki karena kita terlalu "pintar" membuat alasan. Na'udzubillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar