Selasa, 10 Desember 2013

Etika Berkomunikasi


Sebelum kita berkomunikasi, kita harus memastikan bahwa pesan yang akan kita sampaikan adalah pesan yang bagus. Selain itu kita juga harus mencoba meneliti dan memahami siapa sebenarnya lawan bicara kita. Kalau dua hal ini sudah kita kuasai, maka ada satu hal yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan yaitu etika komunikasi. Berikut ini beberapa etika komunikasi yang penting.

1. Ramah

Dalam berkomunikasi kita harus memastikan bahwa kita bersikap ramah terhadap lawan bicara kita, agar apa yang kita komunikasikan menjadi efektif. Kita baru disebut ramah kalau mudah tersenyum dengan tulus (tidak dibuat-buat), memilih kata-kata halus, dan menggunakan intonasi yang tidak ketus. Paling tidak senyum yang kita tebarkan sesuai dengan rumus 1-2-7, artinya, 1= berasal dari hati yang bersih dan tulus, 2= posisi bibir kita 2 cm ke kanan dan 2 cm ke kiri, dan 7= tahan senyum kita selama 7 detik. Insya Allah dengan rumus ini kita bisa tersenyum lebih baik dan lebih indah.

2. Salam

Biasakan lebih dahulu menyapa, tersenyum, dan sedikit berbasa-basi. Jangan malas menyapa walaupun orang lain diam saja. Kalau kita diam saja, berarti kita sama "jelek"-nya dong dengan orang itu. Jangan pula kita menghindar ketika berpapasan dengan orang, misalnya dengan berpura-pura sibuk. Karena yang membuat kita lebih baik dan lebih mulia dari orang lain adalah ketika kita berhasil menetralkan sikap diri kita untuk melakukan yang lebih baik dari apa yang orang lain lakukan. Bukankah Rasulullah SAW pernah mengingatkan kepada kita agar memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita, memaafkan kepada orang yang tidak mau memaafkan kita, dan bersilaturrahim kepada orang yang memutuskannya. 

Jadilah orang yang pertama menyapa, mengucapkan salam. Jangan berat untuk melakukannya. Salam adalah do'a yang kita berikan kepada orang lain. Dan dengan mengucapkan salam maka kita pun akan mendapat do'a yang serupa atau bahkan lebih baik dari yang kita berikan. 

3. Kata yang Sopan

Jangan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan , menyinggung, menggurui, sok tahu, dan kasar. Bahasa Indonesia itu luar biasa. Banyak kata dengan maksud yang sama bisa digantikan dengan kata lain dan dapat diperhalus. Hindari kata-kata porno dan menyinggung SARA. Perhatikan baik-baik norma agama dan norma sosial yang ada dalam suatu komunitas atau kelompok dimana kita berkomunikasi.

4. Terbuka

Kita harus terbuka terhadap pendapat yang disampaikan orang lain kepada kita. Bisa jadi pendapat kita sudah tidak relevan lagi, atau ada pendapat yang lebih baik. Jangan terlalu yakin dengan pendapat kita sendiri dengan mengabaikan atau menutup telingan dengan pendapat orang lain. Setiap orang bisa saja salah. Dan itu bisa saja terjadi pada kita. Jangan memaksakan pendapat kita agar disetujui oleh orang lain atau memaksa orang lain untuk ikut pendapat kita.

5. Jangan Menyalahkan atau Membuat Malu

Menyalahkan orang lain, apalagi dilakukan di depan orang banyak akan menjatuhkan harga dirinya. hal ini tentu akan menimbulkan kemarahan dan dendam dari orang yang merasa dipermalukan. Kalau ada pelanggan, pimpinan, atau anak buah berbuat salah, cukup tunjukkan dengan jelas dan tegas agar kesalahan serupa tidak terulang. Bisa saja esok harinya kita sendiri melakukan hal yang sama.

Sama halnya bila orang lain lupa, tidak perlu dipersalahkan dan tidak perlu dibesar-besarkan. Apakah kalau kita marah besar lantas orang itu tidak jadi pelupa? Tentu tidak. Namun, menegur tetap perlu dilakukan. Yang harus ditunjukkan adalah ketegasan kita. Kalau perlu, tunjukkan akibat atau hukuman bila orang itu melanggar dan melakukan kesalahan lagi (atau lupa lagi). Yang penting adalah hasilnya. Jangan ada tendensi pribadi dalam perkataan kita, apalagi kemarahan atau dendam.

Cara mengingatkan dan kata-kata yang kita pilih pun tentu harus disesuaikan dengan siapa kita berbicara. Bedakan bahasa yang kita gunakan kepada anak-anak dan dewasa. Bahasa untuk teman akrab dengan orang yang baru kita kenal. Bahasa untuk laki-laki dengan perempuan. Sehingga semua berjalan dengan baik dan tidak ada orang yang merasa tersakiti walaupun isi pembicaraan kita adalah sikap ketidaksetujuan terhadap apa yang dilakukannya.

Wallahu a'lam... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar