Senin, 02 Desember 2013

SAAT KU MULAI MENULIS...


S
aat chating bersama teman saya yang seorang penulis buku (24 Februari 2012), dia menyemangati saya untuk mulai menulis. Dia bilang,”Mulai aja Kang...”. Memang selama ini kendalanya yaa cuma satu ini. M.U.L.A.I. Kalau sudah pecah telor saya yakin ide-ide yang ada akan cepat tertuang dalam tulisan-tulisan yang bermanfaat dan menggairahkan.
                Buku-buku tentang tata cara menulis sudah banyak yang saya beli, akan tetapi satu tulisan pun belum dihasilkan. Saya pada akhirnya percaya bahwa menulis bukanlah masalah segudang teori yang dipelajari, melainkan mau atau tidaknya memulai dan berkomitman untuk meneruskannya serta menyisihkan waktu dalam tiap harinya – walaupun hanya beberapa menit- untuk menyempatkan diri menuangkan ide apapun yang terbersit di benak kita. Sang teman itupun tadi mengatakan,”Sempatkan tiap pagi menulis, walaupun hanya satu paragraf”. Mantap teman, insya Allah... Inilah saatnya saya memulai dan inilah buktinya.
                Saya pernah membaca tulisan seorang motivator kepenulisan, dia mengatakan bahwa di dalam diri kita ini ada raksasa tidur yang oleh kebanyakan kita sering dibiarkan tidur. Sehingga potensi yang ada tidak bisa berkembang dan dikembangkan dengan baik. Tinggallah kita menjadi orang yang terbelakang dalam segala bidang. Kita seperti tikus yang mati di lumbung padi. Sayang memang ya...
               Cita-cita saya dari dulu memang ingin menjadi penulis yang handal, penulis yang bacaannya banyak diminati orang. Di samping bahwa ini merupakan salah satu kebanggaan dan sumber mata pencaharian, ada yang lebih dari sekedar tujuan-tujuan yang tadi. Apa itu? Ya... menulis merupakan sarana dakwah yang efektif. Kalau kaset dan media yang mudah hilang mungkin hanya bertahan beberapa tahun saja. Apalagi kalau dakwah dan ceramah kita tidak ada dokumentasinya sama sekali. Paling semua itu hanya masuk telinga beberapa orang saja yang punya perhatian baik. Sisanya, mungkin hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan tragisnya... semuanya hilang bagai debu tersapu angin dan luruh oleh derasnya hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar