Jumat, 06 Desember 2013

Melukis Matahari (7)

"Entahlah, aku ga tau apa yang harus aku lakukan...,"kataku dengan nada sedikit putus asa. Sudah terlalu sering aku mendapat pertanyaan serupa, dan jawabannya pun hampir selalu sama. Lebih dari lima tahun kami bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung dapat jawaban. Dia selalu mengatakan,"Saya juga ingin lepas dari masalah ini, tapi dia orangnya ga bisa diomong. Padahal dia juga kan ga ngapa-ngapain saya. Dia cuma bilang takut kehilangan saya." Yang paling menyakitkan adalah ketika dia bilang,"Dia sudah banyak berkorban buat saya. Saya ga nyangka kalau dia mau terus berjuang untuk mendapatkan cinta saya." Apalagi kalau sudah yang hubungannya dengan masalah keuangan. Seringkali muncul kata-kata yang sepertinya menyangsikan kalau Tuhan bisa mencukupkan keluarga kami lewat kerja kerasku.

Tapi, pada akhirnya aku harus menyadari bahwa inilah perjuangan hidup yang harus kulalui. Bukankah di awal aku sudah bertekad untuk ikut berjuang bersama agar dia keluar dari masalah ini. Sedikit demi sedikit perjuangan itu sudah membuahkan hasil. Memang perlu kesadaran ekstra untuk melakukannya. Rintangan apapun harus dihadapi dan dilalui dengan baik dan elegan agar "caina herang laukna beunang" (airnya tetap jernih ikannya bisa didapatkan). Inilah jalan dakwah. Dakwah utama harus terus dilakukan kepada keluarga, karena menjaga diri dan keluarga adalah kewajiban yang harus ditunaikan. Ia adalah perintah Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surah At-Tahrim ayat 6 :"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."

Maka, tidak ada alasan bagiku untuk mundur dari upaya ini. Aku selalu yakin bahwa Tuhan sedang menyiapkan balasan terindah bagi keluarga kami. Semoga. Anak yang cerdas dan baik adalah salah satu balasan yang sudah Dia tunjukkan bagi kami. Sungguh sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. Indah sekali. Cerita-cerita perkembangannya setiap hari membuatku harus terus menyampaikan syukur ini kepada Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Masih banyak keajaiban yang Dia tunjukkan kepadaku sebagai bagian dari kenikmatan perjuangan ini. Aku tak ragu untuk mengatakan "tidak ada kenikmatan ini andai tidak ada cobaan, rintangan, dan badai hidup yang selama ini menimpaku, menimpa kami semua."

Kalau bahagia "seperti yang orang lain dapatkan" tidak bisa aku dapatkan, aku bisa mendapatkannya di sini, di hati ini. Hanya saja memang ada kerinduan terhadap beberapa keadaan yang ingin sekali aku dapatkan. Ketika melihat orang lain berjalan bersama, bergandengan tangan, ada keinginan untuk bersama yang tiba-tiba membuncah. Kebersamaan bersama anak, mengajarinya, pergi ke masjid bersamanya, menjadi keinginan yang senantiasa aku dambakan di setiap saat dan menghiasi lantunan do'a-do'aku. Allah Maha Tahu atas semua ini. Aku sangat yakin akan semua itu. Allah lebih tahu apa yang terbaik bagiku dan keluargaku. Tugasku saat ini adalah menjaga agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan tidak ada salah paham. Aku harus menyingkirkan kerikil-kerikil yang mungkin bisa menyebabkan rusaknya hubungan yang sudah baik ini. Sampai suatu saat pertolongan Allah akan datang menghampiri kami. Insya Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar