Rabu, 02 Mei 2012

Keluar dari Zona Nyaman atau Mati!!!

Comfort Zone (Zona Nyaman). Ya inilah salah satu batu sandungan yang cukup berat untuk dikalahkan dalam rangka mencapai sebuah keberhasilan. Apa? Ada yang belum tahu apa itu comfort zone? Oh, nggak apa-apa. Comfort Zone atau Zona nyaman adalah sebuah kondisi yang terbiasa dialami, dilakukan, diterima, ditoleransi dan mungkin dianggap layak bagi seseorang. Maka, bagi siapapun yang mengalami zona nyaman ini biasanya muncul perkataan,"Kan biasanya juga begini dan begitu...".

Zona nyaman ini bagai pisau bermata dua. Di satu sisi seseorang sudah merasa nyaman dengan yang dialami, dilakukan dan dirasakannya sehingga ia tidak perlu repot mencari sesuatu yang baru baik dari segi konsep ataupun materi. Namun, di sisi lain berada di zona nyaman dapat membuat seseorang terlena, tidak mau berinovasi dan tidak mau mengembangkan kreatifitasnya untuk mendapat sesuatu yang lebih dibandingkan yang didapatkannya saat ini. Kalau ini yang terjadi maka zona nyaman ini bisa membahayakan. Memang tidak secara langsung dan frontal. Zona nyaman ini lambat laun akan menggerus "kesuksesan" yang selama ini sudah kita raih. Hal ini sebenarnya bukan karena kinerja yang menurun, akan tetapi apa yang ia lakukan dan hasilkan sudah tidak sejalan lagi dengan selera pasar yang ada yang berubah terus bahkan dalam hitungan detik. Di sinilah inovasi menemukan urgensinya. Banyak di antara kita yang menginginkan hasil yang berbeda tetapi cara yang dilakukan tetap sama dan tidak ada perubahan sama sekali.

Beberapa waktu yang lalu, dalam acara raker di sekolah kami, banyak acara yang diusulkan oleh peserta yang saya rasa masih terbelenggu dengan bayangan acara yang sudah dilakukan pada periode sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari usulan acara yang mereka ajukan yang cenderung meniru bentuk-bentuk kegiatan sebelumnya. Mereka barangkali beralasan kalau konsepnya sudah biasa dilaksanakan kan kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita siapkan. Mereka takut kalau membuat acara yang notabene baru dan belum pernah dilaksanakan, takutnya tidak sukses lah, repot lah, gembling lah, dan masih banyak alasan-alasan lainnya. Nah, bagi saya justru di sinilah letak bahayanya. Kenapa? Kalau kita sudah biasa melakukan hal yang sama dari waktu ke waktu maka yang terjadi kita akan malas untuk berpikir dan akhirnya otak kita tidak terasah untuk berpikir lebih kreatif dan lebih menantang. Padahal, dengan cara inilah otak kita dan cara berpikir kita akan terasah. Sehingga di saat kita harus mengambil keputusan dalam posisi yang tersulit sekalipun kita akan bisa mengeksekusinya dengan tepat.

Ada sebuah ungkapan dari Bapak Andrie Wongso, Motivator no.1 Indonesia, yang mengatakan,"Kalau kita keras kepada dunia maka dunia akan lembut kepada kita, sebaliknya kalau kita lembek kepada dunia maka dunia akan keras kepada kita." Ungkapan ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita hendaklah dalam hidup ini kita harus berani mengambil tantangan seberat apapun itu. Karena dari tantangan-tantangan itulah kita akan belajar untuk lebih berdaya guna dalam hidup ini. Ibaratnya, kalau sekarang kita kenal seorang Ade Rai yang seorang binaragawan dengan bentuk tubuh yang waaaw... tentu yang ia lakukan setiap hari bukanlah hanya mengangkat benda-benda yang ringan seperti pulpen, tapi setiap hari ia mengangkat barbel yang beratnya mungkin puluhan bahkan ratusan kilogram. Tempaan berbagai macam cobaan dan ujian hidup itulah yang sesungguhnya akan menjadikan kita banyak belajar. Akan membuat kita mampu menjalani hidup yang begitu keras. Dan untungnya, saat kita sudah bisa menaklukkan cobaan tingkat tinggi, maka cobaan hidup sehari-hari akan bisa dijalani dengan santai bahkan bisa dianggap itu bukan lagi sebagai cobaan atau penderitaan.

Nah, kalau sudah tahu demikian, ternyata untuk menjadi orang yang mendapat sukses besar kita harus berani keluar dari zona nyaman kita. Beranilah untuk mengambil tantangan. Karena perasaan terlalu nyaman akan membuat kita mati. Mati kreatifitas, mati inovasi, mati rasa, dan mati-mati yang lainnya. Ga percaya? Mari kita simak sebuah cerita ilustrasi berikut ini:

Diceritakan ada empat angin -angin tornado, angin bahorok, angin topan dan angin sepoi-sepoi- yang sedang mengadakan taruhan siapa di antara mereka yang bisa menjatuhkan seekor monyet yang sedang bergelantungan di sebuah pohon. Giliran pertama angin tornado yang maju, ia bilang,"Saya akan bisa menjatuhkan monyet itu hanya dalam waktu 10 detik." Ia pun mulai mengerahkan kekuatannya, kuenceng bianget. Satu detik, dua detik, tiga detik sampai sepuluh detik ternyata monyet tersbut bukannya jatuh malah ia berpegangan begitu kencang. Sampai akhirnya angin tornado ini menyerah. Giliran angin bahorok yang maju. Sambil mencibir kepada angin tornado ia bilang,"Ah, masa gitu aja ga bisa, lihat nih saya akan menjatuhkan monyet itu hanya dalam waktu 7 detik." Ternyata kejadiannya sama. Monyet itu tetap tangguh dan tidak bisa lepas dari pohon. Bahorok pun menyerah. 


Majulah angin ketiga, angin topan. Ia begitu pede dan berjanji akan bisa membuat monyet itu jatuh hanya dalam waktu 5 detik. Weeesysy.... Ia mulai bertiup sekencang-kencangnya, seluruh kemampuannya ia kerahkan demi memenangkan pertaruhan itu. Monyet itu berguncang-guncang karena tiupan sang topan. Tapi, lagi-lagi semakin kencang tiupannya semakin kencang pula si monyet itu mencengkram batang pohon. Dan ia pun tidak berhasil untuk dijatuhkan oleh angin-angin yang dahsyat tersebut. 




Tibalah giliran angin terakhir, si angin sepoi-sepoi. Ia berjalan melenggang dengan anggunnya. Tanpa gembar-gembor atau janji-janji berlebihan si sepoi maju. Tiga angin yang lain mencemooh habis-habisan karena mereka menganggap bahwa kekuatan mereka lebih dahsyat dari angin sepoi-sepoi ini yang menurut mereka tidak punya kekuatan apa-apa. Mulailah angin ini bertiup dengan sepoi-sepoi, angin itu begitu bikin nyaman siapapun yang diterpanya. Satu detik, dua... tiga... empat...detik.. si monyet mulai mengantuk... lima... enam... belum sampai sepuluh detik monyet itu sudah tertidur lelap, pegangan tangannya lepas dan buggg.... sang monyet pun terjatuh. Tinggal tiga angin lain yang merasa perkasa saling pandang dan melongo keheranan.


Sahabat, cerita di atas mengilustrasikan betapa banyak orang yang cukup sukses dengan tantangan hidup yang berat, tapi tidak sedikit orang yang terjatuh dalam lembah kehinaan dan kegagalan saat ia ternina bobokan dengan kenikmatan hidup yang dirasakannya. Mari kita berusaha terus mencari sesuatu yang baru dengan mengambil tantangan baru dan nikmatilah itu semua sebagai proses yang menghidupkan. Bikin hidup lebih hidup... Selamat berjuang!!!

Wallahu a'lam....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar