Sabtu, 05 Mei 2012

Pelajaran yang Mengindahkan Hidup


Saya pernah mengeluh dengan apa yang Allah tentukan kepada saya dalam hidup ini. Jujur, waktu itu saya belum tahu apa maksud Dia menjadikan saya begitu terpuruk dengan keadaan dan "nasib" yang menimpa saya. Saya merasa semua sepertinya tidak adil. Kurang lebih 4 bulan di awal saya merajut sebuah ikatan suci itu, saya murung, saya tidak punya gairah untuk hidup. Stress luar biasa. Kadang untuk menghilangkan rasa stress saya beberapa kali berjalan kaki untuk jarak yang lumayan jauh. Hal ini mungkin saya rasakan karena saya syok dengan keadaan yang sama sekali belum pernah saya rasakan sebelumnya. Selama 24 tahun saya hidup waktu itu, saya merasakan betapa semuanya berjalan baik-baik saja dan hampir tidak ada halangan yang berarti. Baik dari segi pendidikan, kehidupan keluarga, maupun dalam pelaksanaan pengabdian kepada Allah SWT.

Namun, itulah luar biasanya Allah, Dia tidak serta merta memberi segala sesuatu yang kita mau, tapi Dia akan memberi apa yang kita butuhkan. Hikmah besar yang saya rasakan setelah tempaan berbagai macam cobaan itu adalah saya kemudian merasa beggiiiitu ringan menghadapi hidup yang awalnya saya rasa berat itu. Andai Allah terus memberi saya berbagai kesenangan, mungkin saya tidak akan merasa siap saat cobaan besar menghadang saya. 

Ada beberapa pelajaran yang saya dapatkan setelah saya ditempa di camp ujian ini:
  1. Semakin yakin betapa Maha Besar, Maha Kuasa dan Maha Sayang-nya Allah SWT.  Berbagai kejadian yang dialami telah membuktikan itu. Saat saya sudah sampai pada titik kepasrahan total Allah akan senantiasa menolong dengan caranya yang mungkin selama ini tidak pernah terbayangkan kejadiannya akan seperti itu. Luar biasa... Allah pasti selalu mempunyai cara, bahkan cara-Nya menyelasaikan masalah kita begitu banyak dan tak terbatas. Saya ingin bilang kepada Sahabat sekalian, jangan pernah meragukan Maha Kuasa-Nya Allah. Bagi kita boleh jadi sesuatu itu kita katakan tidak mungkin, tapi yakinlah bagi Allah tidak ada yang tak mungkin. Betapa tidak, bukankah Dia yang menciptakan segala kemungkinan dalam hidup ini???
  2. Saya menjadi lebih kuat dan siap menjalani setiap tantangan hidup dengan lebih tenang. Sahabat, ternyata memang jalan hidup itu tidak selalu datar. Kita harus siap dengan kedaan jalan yang terjal dan kadang begitu curam dan terlihat sangat membahayakan. Cobaan dan ujian yang Allah berikan untuk kita akan mengeluarkan sisi terbaik dan bakat terpendam yang kita miliki. Kemampuan seseorang seringkali akan muncul kalau sudah berada dalam kondisi kepepet dan bahkan dalam keadaan di bibir jurang kehidupan yang begitu curam. Ingatlah, saat Thariq bin Ziyad menciptakan keterpepetan buat pasukan perangnya yang sudah terlihat loyo. Saat sampai di medan perang dimana musuh sudah di depan mata di belakang lautan membentang begitu luas, dengan penuh keyakinan Thariq membakar seluruh perahu yang telah digunakan oleh pasukannya untuk sampai di tempat itu. Sekarang tinggal ada 2 pilihan sulit. Di depan musuh menghadang, sementara mundur kabur pun tidak mungkin karena di belakang ada lautan luas dengan ombaknya yang siap menggulung mereka. Dalam kondisi seperti itu, dalam keadaan terpepet ternyata muncul keberanian mereka untuk mengerahkan kemampuannya memenangkan pertempuran itu. Hasilnya dahsyat... Posisi sulit itulah justru yang membuat mereka mengeluarkan kemampuannya dan akhirnya mereka bisa memenangkan peperangan itu dengan gemilang. Subhanallah...
  3. Semakin sadar bahwa saya harus mempunyai niat yang benar dalam melakukan apapun. Pastikan niat kita benar dalam melakukan segala sesuatu!! Menjaga niat kita agar tetap lurus adalah perbuatan yang tidak sederhana. Ia akan sangat sulit ketika sudah dihadapkan pada materi dan bayangan kesenangan yang akan diraih. Ketika di awal niat kita sudah salah dalam melakukan apapun  maka bersiaplah untuk menderita. Karena niat inilah penentu kita bisa enjoy atau tidak dalam melakukannya. Bahkan untuk niat menikah sekalipun. Sedikit saja niat kita terkontaminasi dengan niat yang bersifat duniawi/ keluar dari motivasi lillaahi ta'ala maka ini adalah indikasi yang buruk terhadap sesuatu yang akan kita lakukan. Kebahagiaan yang kita rasakan akan cenderung semu dan mungkin hanya dalam pandangan orang semata, sementara batin kita tersiksa.
  4. Bahwa niat yang baik akan yang terus dijaga dengan penuh kesabaran dan kesadaran akan menemukan hasilnya di saat yang tepat menurut Allah SWT. Oleh karena itu, jagalah misi kebenaran yang kita punya dengan penuh kesabaran, apapun kata orang, atau apapun kejadian yang akan kita terima. Setiap kebaikan yang kita niatkan akan menemukan momentumnya pada saat yang tepat dan pantas.
  5. Saya belajar tentang bahagia. Bahwa ternyata bahagia itu ada dan disediakan bagi setiap orang. Bahagia ada bagi orang kaya. Bahagia juga ada bagi orang miskin. Bahagia ada bagi orang sibuk. Bahagia ada bagi orang "santai". Bahagia bahkan ada bagi orang yang mungkin kita melihatnya sebagai orang yang paling banyak masalah sekalipun. Kuncinya adalah memahami semuanya sebagai proses yang akan membuat kita menjadi lebih baik dan lebih bahagia. Meyakini bahwa semua adalah jalan terindah yang Allah ciptakan agar kita mencapai sebuah kebahagiaan hakiki kepada-Nya. Maka apapun kedaan kita saat ini, syukurilah, bersabarlah, maafkanlah orang yang telah berbuat salah kepada kita, manfaatkanlah setiap potensi yang ada,  berpikir positiflah, dan yang tidak kalah pentingnya milikilah keyakinan yang benar kepada Allah SWT.
Semua yang saya jalani, alhamdulillah, berwujud menjadi sinergi yang apik dan indah. Saya bisa menikmati pekerjaan saya bukan lagi sebagai sebuah pekerjaan yang melelahkan, tapi pekerjaan yang lebih saya maknai sebagai refreshing dan saya merasakan diri saya sebagai seorang yang sedang berwisata di suatu tempat terindah di bumi ini dengan wahana dan panorama yang tidak kalah indahnya. Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah atas semua anugerah ini...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar