Sabtu, 12 Mei 2012

Pantaskah Anda Menjadi Guru Bahasa Indonesia?

Seorang ibu dari seorang peserta didik di suatu sekolah dasar (SD) pernah curhat kepada saya tentang hasil Ujian Nasional (UN) anaknya yang kurang memuaskan. Terutama dengan nilai Bahasa Indonesia yang lebih kecil dibandingkan dua pelajaran lainnya, Matematika dan IPA. Awalnya ia menyesalkan karena ada sebagian guru yang sudah membocorkan perkiraan hasil nilai anak-anak. Tapi, selanjutnya ia menceritakan tentang kinerja guru-guru bimbel Bahasa Indonesianya yang menurut dia kurang qualified. Pada dasarnya saya sebagai seorang guru, walaupun saya sendiri mungkin belum qualified, saya hanya sedikit tersenyum dan mengungkapkan sedikit pendapat. 

Terlepas dari benar atau tidaknya apa yang dikatakan oleh beliau, saya hanya memberikan pendapat tanpa ikut menilai kinerja guru-guru yang dimaksud, apalagi karena saya memposisikan diri berada di luar sistem yang ada di sekolah anak si ibu ini. Menurut saya, Bahasa Indonesia itu memang kebanyakan orang menganggapnya mudah, dan siapa saja bisa mengajar Bahasa Indonesia karena pada dasarnya memang kita orang Indonesia. Tapi, bagi saya anggapan seperti ini tidak selamanya benar. Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa-bahasa yang lain, adalah bahasa yang mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi. Jadi tidak sembarang orang bisa mengajar bahasa ini dengan baik. Bahkan tidak cukup sebuah lembaga sekolah menunjuk guru Bahasa Indonesia hanya didasarkan karena latar belakang kuliahnya jurusan Bahasa Indonesia. Menurut pengamatan saya selama ini, banyak guru bahasa Indonesia yang justru kemampuan menulis dan berbahasa Indonesianya justru lebih rendah dibandingkan dengan guru lain  yang notabene bukan jurusan Bahasa Indonesia.


Hal ini pada akhirnya tidak bisa dikatakan sederhana, karena bahasa Indonesia adalah bahasa yang nantinya akan menjiwai pelajaran-pelajaran yang lainnya. Dari mulai penyusunan teks tulis berupa buku, pembuatan soal sampai pembuatan karya tulis ilmiah baik di SMP, SMA maupun di perguruan tinggi. Jadi kalau dasarnya di SD anak-anak belajar bahasa Indonesia dengan guru yang tidak punya kualifikasi maka ia harus berlatih keras lagi ketika ia sudah berada di jenjang yang lebih tinggi. 

Paling tidak ada 4 kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa-bahasa lain pada umumnya. Keempat kemahiran tersebut adalah:
  1. Kemampuan membaca. Seorang guru Bahasa Indonesia (BI) dituntut untuk mengajarkan kepada anak-anak didiknya untuk menguasai teknik membaca yang baik agar mereka bisa memahami inti dan substansi dari sebuah bacaan atau teks. Oleh karena itu, kemampuan ini mutlak harus dimiliki oleh seorang calon guru BI. Kalau tidak, bagaimana ia bisa mengajarkan kepada anaknya dengan baik. Ia harus bisa menguasai dengan benar mana kalimat utama dari suatu paragraf, mana pikiran utama, apa jenis paragraf yang dibaca dan lain sebagainya. Sang guru juga harus memiliki kemampuan yang lain seperti baca puisi dll.
  2. Kemampuan menulis. Ini termasuk kemampuan yang menurut saya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Menulis adalah kemampuan yang harus mereka miliki. Seorang calon guru Bahasa Indonesia harus melawati dulu uji kelayakan berupa menulis artikel atau karya ilmiah atau minimal sebuah tulisan sederhana dengan struktur tulisan yang baik dan penempatan tanda baca yang benar. Seorang guru BI jangan hanya bisa memerintahkan anak didiknya untuk mengarang, mengarang, dan mengarang, tapi ia harus juga memberi contoh tulisannya sendiri yang meneladankan kepada anak bagaimana menulis yang baik, tidak cuma ngomong. Kalau tidak, jangan tunjuk ia jadi guru BI, atau beri kesempatan dia untuk belajar sampai ia bisa membuktikan diri bahwa ia bisa menulis dengan baik dan benar.
  3. Kemampuan berbicara. Seorang calon guru BI haruslah orang yang punya kemampuan dan jam terbang berbicara/ berpidato di depan umum dengan baik. Kenapa? Karena salah satu materi dalam BI adalah berpidato dan mengungkapkan pendapat depan orang lain. Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa berpidato akan bisa mengajar pidato dengan baik. Karena seorang guru adalah model bagi anak-anak bagaimana mereka bisa berbicara di depan umum dengan baik. Maka salah satu tes bagi calon guru BI adalah membuktikan kemampuannya berpidato dan mengungkapkan pendapatnya dengan bahasa yang baik di depan umum. Hal ini tidak harus selalu harus dites khusus ketika mau diamanati jadi guru BI, tapi juga bisa dilihat dari kemampuan kesehariannya dalam acara-acara tertentu.
  4. Kemampuan mendengarkan. Tentu semua orang yang telinganya masih normal bisa mendengarkan. Tapi yang dimaksud di sini bukanlah sembarang mendengarkan. Tapi, seorang guru BI harus mampu mendengarkan suatu pembicaraan, pidato, percakapan dan bahasa lidan lainnya dan mampu untuk menyimpulkan inti dari apa yang didengarnya dengan baik dan akurat.
Selain itu, seorang guru BI juga haruslah orang yang kreatif dalam menulis dan mengapresiasi sastra. Kalau bisa ia harus mampu memotori lahirnya pers sekolah, bisa berupa majalah atau buletin yang tidak hanya akan bisa dijadikan sarana apresiasi dia dan guru-guru bahasa Indonesia lainnya, tapi juga bisa memicu kreatifitas guru-guru lainnya bahkan para peserta didik yang ada di sekolah dimana ia mengajar.

Sahabat, ini hanyalah ide kecil dari saya, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Salam kreatif... Sampai Jumpaa...:)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar