Senin, 14 Mei 2012

Menyemai Generasi Harapan

Sabtu malam saya diajak seorang teman untuk sekedar makan (katanya dalam rangka syukuran apaa gitu..) di Lekko Bintaro sektor VII bersama Yana dan Jalal. Saya memang sangat jarang jalan malam, apalagi ini melewati tempat seperti Tegal Rotan... wuiiih... Saya sempat kaget melihat kenyataan yang membuat saya begitu risih. Sepanjang jalan yang kami lewati, kami melihat beberapa motor yang ditumpangi pasangan-pasangan anak muda yang rata-rata masih ABG, yaa sekitar usia SMP dan SMA lah. Mereka memenuhi pinggiran jalan yang agak remang-remang dengan saling berpegangan, berpelukan dan... 

Ya Allah... saya hanya mengurut dada. Miris rasanya. Bagaimana masa depan bangsa ini kalau harus dibangun oleh generasi-generasi hedonistik. Mereka tidak lagi merasa bahwa itu sebuah dosa dan kesalahan. Mereka melakukan itu dengan sangat ringan, bahkan mungkin sebagian mereka berpendapat kalau tidak melakukan itu mereka akan dibilang kurang gaul. Masya Allah. Apa sebenarnya yang menyebabkan mereka seperti itu?

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya membayangkan andai di antara mereka ada sebagiannya yang merupakan murid saya. Atau mungkin suatu saat ada di antara murid saya. Saya jadi mulai mawas dan berpikir bagaimana caranya untuk memberi pemahaman Islam yang benar kepada mereka agar tidak ikut-ikutan arus yang tidak baik. Tentu yang utama adalah mereka membutuhkan teladan yang baik dari guru-gurunya. Maka sebagai guru siapapun itu harus senantiasa berpikir terlebih dahulu di saat mau melakukan sesuatu. Bukan saja karena takut anak tahu tentang kejelekan dari apa yang kita lakukan tapi lebih dari itu kita harus mencontohkan bagaimana menjadi seorang yang benar-benar takut dan merasa di awasi oleh Allah. Sehingga ia akan menular kepada anak didik tanpa harus banyak berbicara yang tidak sesuai dengan perilaku kita.

Selain itu kita harus memperkenalkan dan memberikan pemahaman kepada mereka inti dari syahadatain ( dua kalimat syahadat). Kalau mereka sudah mengetahui inti dari syahadat yang merupakan inti dari Tauhidullah saya yakin mereka akan menjadi orang yang melangkah dengan menggunakan panduan dari Allah dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Hal ini penting! Caranya dengan mengajarkan mereka membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sejak dini. Banyak cara yang bisa dilakukan, tapi paling tidak untuk saat ini kita bisa berharap besar pada menjamurnya TKA/TPA atau TKQ/TPQ yang sudah banyak diminati oleh anak-anak.

Generasi Qur'ani

Keesokan harinya, tepatnya pagi-pagi hari Ahad, saya harus pergi ke LPPTKA-BKPRMI Kota Tangerang Selatan untuk menjadi Munaqisy (penguji) pada acara Munaqosyah Akhir. Di sini saya menyemai asa bahwa ternyata genarasi harapan itu mungkin akan muncul dari sini. Mereka adalah anak-anak yang akan diuji kemampuannya yang mereka pelajari selama beberapa tahun berupa beberapa materi keQur'anan. Walaupun jumlah mereka belum sesuai dengan harapan akan tetapi paling tidak kami punya kerja untuk mencoba memperbaiki generasi bangsa ini. 

TKA/TPA memang sejak awal dirancang untuk mensiasati pengajian-pengajian sore yang mulai tidak diminati oleh anak-anak karena terkalahkan oleh tayangan-tayangan televisi. "Pengajian" bentuk baru ini mencoba menerapkan teori manajemen modern dengan harapan bisa menjadi trend yang baik di kalangan anak-anak sehingga tradisi pengajian sore tetap ada dan tetap keren.

TKA/TPA dengan motonya "Menyiapkan Generasi Qur'ani Menyongsong Masa Depan Gemilang" kemudian menjadi tumpuan harapan banyak orang untuk mengimbangi arus informasi dan globalisasi yang sudah begitu deras menerpa generasi ini dan siap membumihanguskan mereka kapanpun dan dimana pun. Dari sinilah menjadikan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai tameng menemukan momentumnya. Modal bacaan Al-Qur'an dan sedikit pemahaman mereka tentangnya paling tidak bisa mereka jadikan modal untuk mempelajari Islam yang lebih utuh di masa yang akan datang. Sehingga nilai-nilai Qur'an dan Hadits dan nilai Islam pada umumnya akan tertanam kuat di dalam dirinya, dan mereka tidak akan goyah sedikitpun sedahsyat apapun badai zaman yang menerjang mereka. Insya Allah...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar