Sabtu, 12 Mei 2012

Segi Empat yang Harus Saling Bersinergi


Seorang panitia Haflah Akhir Tahun di sekolah antah berantah mengeluhkan tentang komite (kelas 6) yang, katanya, tidak mau koordinasi masalah kostum untuk perpisahan. Ia bilang kalau mereka tidak mau kompromi dengan keinginannya dan tidak mau diajak rapat untuk mencari jalan tengah dari permasalahan ini. Masalahnya adalah di satu sisi pihak komite menginginkan kalau mereka menginginkan kalau anaknya nanti pakai batik bebas, sementara pihak panitia baik dari SD maupun SMP menginginkan anak-anak memakai seragam putih hitam, atasan putih dan bawahnya (celana / rok) warna hitam. Karena mereka beralasan anak-anak nanti waktu perpisahan akan dikalungkan medali jadi kalau pakai batik tidak terlalu terlihat apalagi dengan batik yang berbeda-beda jadi kelihatannya tidak rapi, katanya.

Saya sebenarnya sudah sedikit lelah dan jengah mendengar perseteruan yang sering saya dengar di beberapa sekolah, termasuk di sekolah teman saya ini. Yaitu perseteruan antara pihak sekolah (kepala sekolah dan guru-guru) dengan pihak komite sekolah yang notabene mewakili orang tua peserta didik. Bagi saya perseteruan ini bagaimana pun mestinya dikurangi bahkan harus dihilangkan sama sekali. Ini akan membawa dampak yang kurang elok terhadap anak-anak yang kita didik. Bagaimana mereka akan bisa mendidik anak-anaknya untuk menjadi anak yang baik sementara mereka sendiri saling berselisih. Seharusnya keteladanan harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak yang mendukung keberlangsungan pendidikan anak-anak. Pihak-pihak tersebut adalah yang terbentuk dalam segi empat kesuksesan pendidikan, yaitu: pihak sekolah, pihak orang tua (yang diwakili komite), pihak peserta didik, dan pihak masyarakat pada umumnya.

Bagaimana semua itu bisa terwujud? Tentu satu kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang baik dan harmonis antara keempat pihak ini. Kenapa komunikasi? Karena biasanya kesalhfahaman yang ada dimulai dari miss komunikasi antara mereka. Seandainya semuanya bisa membicarakan segala sesuatunya dengan baik dengan mengetengahkan argumen-argumen dengan kepala dingin dan bahasa yang santun, niscaya semuanya akan bisa diselesaikan dengan indah. Sebagai contohnya, ya kasus di atas. Ketika pihak panitia bilang, komite tidak mau kompromi, pertanyaan saya adalah,"Sudahkah mereka bertemu dan bicara dari hati ke hati dengan semua personil yang berkaitan dan mengungkapkan argumennya dengan gamblang?" Begitu juga dari pihak komite, "Sudahkah mereka menanyakan atau mencari tahu alasan kenapa pihak panitia menginginkan seperti itu?". Sebenarnya sederhana saja masalahnya kalau mau sama-sama duduk dan berpikir untuk kebaikan semua terutama anak-anak. Jangan memikirkan ego masing-masing semata. Karena kalau ego yang dipertahankan maka saya yakin acara akan berantakan. Dan kalau sudah begitu yang akan malu bukan hanya komite saja atau panitia saja, semua akan malu. Dan biasanya ujungnya akan saling salh menyalahkan, dan imbas besarnya nanti adalah terhadap keberlangsungan sekolah tersebut.

Oleh karena itu, siapa pun Anda yang berkiprah di dunia pendidikan, marilah kita bersinergi antara satu dengan yang lain. Ingat 4 pihak yang sudah disebutkan tadi. Jangan ada satu pihak pun yang merasa gengsi untuk memulai menjalin komunikasi. Janga terlalu serius dan kaku, jalinlah komunikasi dengan santai. Santai bukan berarti cuek. Santai di sini maksudnya, buat suasana secair mungkin sehingga antara satu sama lain  tidak merasa canggung untuk mengungkapkan perasaan terdalamnya. Nah, kalau semua pihak sudah mengetahui perasaan masing-masing maka akan sangat mudah untuk memilih di titik mana persamaan dari perasaan tersebut sehingga keputusan yang diambil lebih berorientasi dan lebih cenderung pada kesamaan-kesamaan yang ada di antara mereka. Dan hasilnya nanti akan dirasa enak oleh semua pihak yang ada. Hidup mah enjoy aja lagi. terlalu pendek usia kita kalau hanya menggunakan hidup ini untuk memperjuangkan ego kita dan ingin selalu ingin terlihat hebat dan menang. Yang penting selalu kreatif dan berpikir untuk kemaslahatan orang sebanyak-banyaknya. 

Wallahu a'lam...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar