Kamis, 26 April 2012

Jangan Sok Tahu...!!!

Seorang yang dikatakan ustadz atau ustadzah semestinya tidak berbicara tentang hukum sesuatu hanya berdasarkan perasaan apalagi dengan emosi. Suatu kaidah dalam Islam menegaskan bahwa "Hukum asal dari suatu ibadah adalah haram kecuali ada dalil yang menunjukkan perintah untuk melaksanakannya." Saya sebagai orang awam miris dan juga takut kalau akhir-akhir ini ada sebagian yang dikatakan ustadz atau orang alim tapi dalam menghukumi sesuatu asal jeplak saja. Inilah barangkali kebenaran dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.: "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan serta merta dari seorang hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mencabut nyawa para ulama. Sehingga saat tidak tersisa lagi seorang alim pun, manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, kemudian para pemimpin ini memberi fatwa tanpa ilmu (yang benar). Maka jadilah mereka (sendiri) tersesat dan menyesatkan (orang lain)." Na'udzubillah...

Diakui atau tidak saat ini banyak orang yang hanya bermodalkan kemampuan berbicara saja -tanpa ilmu yang mumpuni- kemudian dipanggil ustadz, sehingga dengan pede-nya ia akan berani memberi nasihat ini dan itu dan diikuti oleh jama'ahnya. Sebenarnya kalau kemampuan ilmu yang kurang ini diiringi dengan upaya untuk belajar sih tidak apa-apa, yang mengkhawatirkan adalah sudah tidak punya ilmu ia tidak mau belajar lagi. Inilah yang punya potensi besar untuk menyesatkan umat dan membuat umat ini hancur.

Untuk itu marilah kita sama-sama tahu diri. Siapa diri kita sebenarnya? Sejauh mana ilmu yang kita miliki dan di bidang apa kita bisa berbicara? Mari kita mulai berbicara dan berbagi ilmu dengan orang lain dimulai dari ilmu yang kita kuasai sehingga diharapkan tidak ada miss dalam pembicaraan kita dan apa yang kita bicarakan bisa benar-benar dipertanggungjawabkan baik di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah SWT.Kalaupun kita terpaksa menghadapi permasalahan yang harus dijawab dan kita tidak tahu lebih baik jawab kalau kita belum tahu tentang masalah itu dan kita akan mencoba mencari tahu kepada orang yang bisa tentang masalah yang ditanyakan. Jangan gengsi mengatakan belum tahu, toh seorang ulama besar sekaliber Imam Asy-Syafi'i saja saat ditanya dengan puluhan pertanyaan tentang beberapa hukum, sebagian besar beliau jawab tidak/belum tahu. Dan yakinlah itu tidak akan menjatuhkan kredibilitas kita. Justru di saat kita menjawab dengan sok tahu padahal kita tidak tahu, maka tanggung jawabnya akan sangat besar, karena kita akan menyesatkan banyak orang. Apalagi kalau orang yang kita kasih tahu itu memberitahu lagi orang lain secara beruntun dan terus menerus.

Sahabat... Pesan saya, kalau kita tahu suatu kebaikan beri tahulah orang lain. Jangan menyembunyikan ilmu yang kita miliki. Kalau kita tidak tahu bertanyalah kepada orang yang lebih tahu, jangan sok tahu!!! Allah SWT berpesan kepada kita: "Maka bertanyalah kepada ahl adz-dzikr (ahli ilmu- yang mumpuni di bidangnya) jika kamu tidak mengetahui."  Jangan pernah gengsi dan takut dibilang bodoh kalau memang kita benar-benar tidak tahu, katakanlah dengan jujur. Seorang ustadz atau guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala sesuatu, tapi ia adalah orang yang lebih banyak belajar di bidangnya dan berusaha untuk tahu lebih banyak. Kalaupun ada hal yang tidak diketahuinya wajar saja, karena kita diberi ilmu itu kan sedikit-sedikit dengan tujuan agar satu sama lain saling membantu dan berbagi ilmu. Allah SWT berfirman: "Dan tidaklah kalian diberi ilmu, kecuali hanya sedikit..." 

Wallahu a'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar