Jumat, 27 April 2012

Membentuk Anak yang Hebat

Ada rasa kagum, bangga, bahkan terheran-heran "menyaksikan" perkembangan yang luar biasa dari anak saya, Ihsan Amri Muyassar. Tidak bermaksud untuk membanggakan yang berlebihan apalagi ada rasa sombong. Bagi saya ini adalah tahadduts binni'mah, ini adalah wujud rasa syukur saya kepada Allah yang dengan kuasa-Nya telah menjaga anak kami tetap berada dalam perkembangan yang baik dan "sempurna". Kami berharap anak kami akan terus dalam karakter baiknya. Berbagai kejadian dengan anak kami telah kami rasakan begitu menggembirakan.

Hmmm... dari segi keberadaan kami yang saling berjauhan tempat, rasanya agak riskan dan mungkin anggapan orang bahwa anak kami tidak akan mengenal dengan baik kepada saya sebagai ayahnya. Bahkan pernah ada orang bilang jangan-jangan nanti anaknya akan panggil saya om. Dalam kondisi seperti itu saya hanya bisa pasrah dan mengatakan bahwa anak saya adalah milik Sang Penciptanya, yaitu Allah SWT. Dialah yang Maha Kuasa untuk selalu menjaganya. Andaipun saya bersama saya tetap tidak akan bisa menjaga anak saya dengan baik tanpa kehendak dan kuasa-Nya. Dengan keyakinan yang ada dalam diri saya, alhamdulillah saya bisa menjalani semua ini dengan damai dan bahagia. Prinsip saya, kebahagiaan adalah milik setiap orang yang mendambakannya dan berusaha untuk meraihnya. Yang penting kita yakin atas kuasa Allah, selalu optimis dan senantiasa positif thinking. 



Dalam satu tahun terakhir ini, anak saya sudah mengalami perubahan secara signifikan. Dalam usianya yang belum genap 7 tahun ia sudah bisa membaca dengan lancar, bisa berhitung dengan baik, sudah membaca Al-Qur'an sebanyak 8 juz, dan mempunyai minat baca dan belajar yang tinggi. Selain itu ia pun mempunyai curiosity (rasa ingin tahu) yang juga tinggi. Bagi saya ini adalah perkembangan amazing... Lewat tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman kepada Sahabat TRTS bagaimana saya dan istri bisa membentuk kebiasaan anak kami seperti ini.

Pertama; Sejak kecil kira-kira anak kami usia 2 tahun, kami sudah membiasakan untuk membacakan buku-buku cerita di hadapan anak kami, teruatama menjelang ia tidur. Ini ternyata mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi anak kami. Kalau anak kami sudah suka pada suatu cerita bahkan ia akan meminta untuk dibacakan sampai berkali-kali. Sehingga ia sampai mampu mengetahui kalau buku cerita tersebut dibaca dengan salah. Dan ia mampu melanjutkan cerita yang dipotong. Pengaruhnya juga bisa dirasakan pada semakin bertambahnya rasa ingin tahu dan rasa kritisnya dalam menyikapi apapun yang ada disekitarnya. Lebih dari itu ternyata dengan banyak dibacakan buku itu anak kami bisa mempunyai kosakata yang lebih banyak dibanding anak-anak lain yang seusia dengannya. Kini ketika ia sudah bisa baca sendiri, ia bisa membaca buku-buku yang lebih banyak tanpa harus menunggu kami yang membacakannya. Dia bisa belajar sendiri dan mengerjakan tugas sekolahnya secara mandiri. Masih ada lagi nich... Ihsan juga seringkali mengungkapkan cita-cita dan impian yang tinggi sesuai dengan buku yang sudah ia baca.

Kedua; Kami membuat jadwal yang jelas buat anak kami. Kapan ia belajar pelajaran sekolah, kapan ia belajar ngaji, kapan ia istirahat, dan kapan ia nonton dan bermain kami terapkan kepada anak kami dengan disiplin. Sehingga secara otomatis ia akan tahu persis apa yang harus dilakukannya. Ini menjadikan dia bisa disiplin dan begitu menghargai waktu. Bagi kami anak harus belajar itu bukan berartia ia harus terus menerus menghadapi buku atau menulis. Yang penting adalah keseimbangan antara belajar "formil" dengan bermain. Karena memang dunianya adalah dunia bermain. Ia bisa belajar lewat permainnanya. Ia pun bisa belajar dengan melakukan pengamatan terhadap kejadian-kejadian penting di sekitarnya. Sebagai orang tua mengahadapi kondisi ini jangan kemuadian memaksa anak untuk belajar di meja tulis dengan baca dan nulis. Biarkan ia melakukan "penelitian", menyimpulkan hasilnya sendiri dan bertanya kepada kita saat ia tidak mengerti. Jangan pernah membatasi pertanyaannya apalagi sampai membentak ketika ia banyak bertanya kepada kita. Jawablah semampu kita, andai kita tidak tahu juga katakan saja dengan jujur kepada anak kita dan ajaklah ia untuk mencari tahu secara bersama-sama tentang jawaban dari pertanyaannya, bisa dengan cara mencari di toko buku atau mencarinya di internet.

Ketiga; Jangan pelit untuk memuji dan membangkitkan semangatnya. Motivasi memang dibutuhkan oleh stiap orang termasuk anak kecil. Jangan kira kalau anak kita yang kecil tidak akan mampu mencerna apa yangkita ucapkan. Mereka sangat faham dan akan memasukkan setiap kata yang kita lontarkan di memori besar bawah sadarnya. Semakin sering kita memuji dan memotivasinya maka semakin besar pula semangat dan potensi yang akan dikeluarkannya. Sebaliknya semakin kita menghinanya atau merendahkannya maka semakin rendah dirilah ia dan semakin mengkerutlah potensi besar yang dimilikinya. Penghargaan itu tidak harus selalu materi yang mahal dan perlu dibeli, sebuah ungkapan terima kasih atau pujian kecil pun akan bisa memberi rangsangan hebat untuk menjadikan ia luar biasa. Berikanlah semangat itu setiap hari, setiap kita ada kesempatan untuk melakukannya. Mintalah maaf saat kita dengan sengaja atau tidak telah membuat hatinya terluka. Peluklah ia dengan sepenuh cinta, bisikkan dan katakan bahwa kita benar-benar menyayanginya.

Akhirnya, semoga kita senantiasa menjadi orang tua yang bisa memberi apa yang anak-anak kita butuhkan  dalam mengarungi hari-harinya agar ia bisa bahagia dan membahagiakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar