Jumat, 13 April 2012

Merasakan Manisnya Iman

Iman adalah anugerah terbesar yang Allah berikan kepada orang mukmin. Ia lebih berharga bahkan bila dibandingkan dengan dunia dan segala isinya. Imanlah yang menjadikan seseorang berharga di mata Allah. Apabila iman seseorang rusak atau bahkan tercerabut dari dirinya maka nilai kehidupannya menjadi nol dalam pandangan Allah SWT. Mungkin saja di dunia ini ia penuh bergelimang harta dan punya kedudukan yang tinggi serta terlihat bahagia, tapi nanti di akhirat ia tidak akan bisa berkelit dari murka dan siksanya Allah SWT. 

Saat ini, di zaman yang penuh dengan tantangan ini, kita dihadapkan dengan ujian keimanan yang begitu berat. Siapapun yang tidak punya benteng pertahanan iman yang kuat akan dengan mudah menggadaikan keimanannya dengan harta dunia yang sedikit. Mereka berani menjual keimanannya dengan kekufuran, petunjuk dengan kesesatan dan akhirat dengan dunia. Maka mereka dikatakan oleh Allah sebagai orang yang menantang api neraka.


Iman yang Allah anugerahkan kepada kita merupakan nikmat yang harus senantiasa kita syukuri dengan cara menjaga keimanan kita agar ia tidak terlepas dari hati dan jiwa kita. Kita harus memahami betapa besar nilai keimanan dalam hidup kita menjalani titah Allah di dunia ini. Dan orang yang sudah bisa menjaga imannya dengan maksimal ia akan meningkat peringkatnya menjadi orang yang akan merasakan betapa manis dan lezatnya iman yang ia genggam. Betapa tidak, orang yang selalu melekat kimanan di dalam hatinya, ia akan selalu bisa menjalani hidup ini dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan. Saat ia mendapat nikmat, dengan kimanannya ia mampu bersyukur. Sebaliknya, saat ia memperoleh cobaan dan ujian, dengan kimanannya ia mampu menjalaninya dengan penuh kesabaran. Dan inilah dunia senjata orang yang beriman dalam menjalani hidup, sehingga ia mampu mengarungi kehidupan ini dengan penuh kebahagiaan, tidak ada satu hal pun yang akan membuat dia berkeluh kesah, takut, gelisah ataupun galau.

Orang yang sudah mencapai titik keimanan yang penuh tidak akan pernah merasakan beratnya melaksanakan perintah Allah. Ia juga tidak akan berat dalam meninggalkan larangan-larangan Allah. Ia pun tidak akan ragu dengan janji-janji Allah, di dunia maupun di akhirat kelak. Orientasi hidupnya tidak akan pernah bergeser. Orang yang beriman selalu melaksanakan dan mengabdikan semuanya hanya untuk dan karena Allah. "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata hanya untuk Allah Tuhan semesta alam."

Orang yang sudah mencapai puncak keimanan tidak akan mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Ia juga tidak akan pernah tergoda oleh gemerlapnya kehidupan dunia walaupun ditawarkan kepadanya dunia dan seluruh isinya. Karena dia tahu betul bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah kehidupan ini yaitu kehidupan di akhirat kelak.

Lalu, bagaimanakah agar kita bisa mendapatkan/merasakan manisnya hidup dengan keimanan? Rasulullah SAW menyampaikan dalam sabdanya:

 "Ada tiga perkara bila ketiganya ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. 1) Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. 2) Dia mencintai seseorang hanya karena Allah semata. Dan 3) Dia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Bukhari).


Wallahu a'lam...:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar